BAB I
PENDAHULAN
A.
Latar
Belakang
Setelah wafatnya Rasulullah SAW,
penyebaran Islam terus dilakukan oleh para khalifah pengganti Beliau, bahkan
penyebaran Islam sampai memasuki daratan Afrika yang dimulai sejak pemerintahan
Khalifah Umar bin Khatthab menguasai Mesir. Kemudian, pada pemerintahan Usman
bin Affan, tepatnya pada 35 H, perluasan kekuasaan Islam sampai ke Tripoli,
bahkan mencapai beberapa kawasan Tunisia.
Proses perluasan wilayah
kekuasaan wilayah Islam sempat berhenti berkenaan dengan terbunuhnya Khalifah
Utsman pada 36 H. Pada saat Muawiyah bin Abi Sofyan berkuasa penuh di Damaskus,
reorganisasi pemerintahan terus diupayakan, termasuk kelanjutan perluasan
wilayah kekuasaan Islam di daratan tanah Maghribi. Dengan diangkatnya Amr bin
Ash sebagai gubernur Mesir, kebijaksanaan memperluas wilayah kekuasaan Islam
dihimpun kembali. Pada tahun 50 H, sebuah kawasan (yang akhirnya dikenal dengan
nama Qairawan) yang terletak di wilayah Afrika Utara dapat dikuasai oleh kaum
Muslimin di bawah pimpinan Uqbah bin Nafi. Qairawan terletak sekitar 156 km
dari ibu kota Tunisia. Kata "Qairawan" berasal dari bahasa Persia
yang diserap ke dalam bahasa Arab, berarti "tempat penyimpanan
peluru", "tempat turunnya pasukan tentara", "waktu
istirahat kafilah" atau "tempat perkumpulan orang pada waktu
perang."
Bermula dari Qairawanlah, cahaya
Islam segera dipancar luaskan untuk menerangi kawasan-kawasan lainnya yang ada
di Afrika. Bahkan Kejayaan Islam di dataran Afrika pada umumnya dapat di bagi
pada Empat zaman keemasan, yaitu, masa Dinasti Murabithun, Dinasti Muwahidun,
Dinasti Fatimiyah dan Dinasti Mamluk. Di masa kemajuan, keempat dinasti besar
ini mempunyai kejayaan masing-masing, baik di bisang ekspansi wilayah,
literatur arsitek dan intelektual.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Biografi
Abu Bakar As-syidiq
Nama
aslinya adalah Abdullah bin abi Quhafah. Ayahnya, Abu Quhafah yang nama aslinya
adalah Usman bin Amir bin Amr bin Ka’b bin Sa’d bin Taim bin Murrah bin Ka’b
bin Lu’ai bin Ghalib atTaimiy al Qurosy bertemu silisilah/ keturunan dengan
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam di Murrah bin Ka’b. Ibu Abu Bakar
adalah Ummul Khair Salma binti Shokhr bin Amir bin Ka’b bin Sa’d bin Taim bin
MurrahUsia beliau 63 tahun, sama seperti Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa
Sallam. Dia termasuk orang yang pertama masuk islam. Manusia terbaik setelah
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam.Mengemban kekhilafahan selama 2,5
tahun. Riwayat-riwayat lain menyebutkan 2 tahun 4 bulan kurang 1 hari; 2
tahun;20 bulan.
Putera-putri Abu Bakar As-Syidiq:
a.
Abdullah, awal masuk islam sehingga termasuk sahabat. Diasaat
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam dan Abu Bakar bersembunyi di dalam goa
menghindari kejaran kafir Quraisy, ia pernah masuk goa itu juga. Dia terkena
anak panah di Thaif, meninggal di saat ayahnya mengemban khilafah.
b.
Asma’,
pemilik dua ikat pinggang. Istri Zubeir bin Awwam. Hijrah ke Madinah di saat
mengandung Abdulllah bin Zubeir. Sehingga Abdullah merupakan orang islam
pertama yang lahir setelah hijrah. Ibu Asma’ adalah Qutailah binti Abdul Uzza
berasal dari Bani Luay meninggal dalam keadaan kafir.
c.
Aisyah binti as-Siddiq, istri Nabila memiliki saudara seayah dan
seibu yaitu Abdurrahman bin Abu Bakar, yang berada di barisan kaum musyrikin
pada perang Badar, namun setelah itu ia masuk islam. Ibu Aisyah adalah Ummu
Ruman binti Amir bin Uaimir bin Abdu Syams bin Attab bin Udzinah bin Subai’ bin
Duhman bin al Harits. Masuk islam, dan ikut hijrah ke madinah dan wafat di
zaman Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam Cucu Abu Bakar: Abu Atik Muhammad
bin Abdurrahman lahir di zaman Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa
Sallam,termasuk sahabat. Sehingga kami tidak tahu keluarga lain (selain Abu
Bakar) yang dengan empat keturunan, semuanya tergolong sahabat (ayah Abu
Bakar-Abu Bakar-Abdurrahman-Abu Atik).
d.
Muhammad
bin Abu Bakar. Lahir pada zaman haji wada’. Meninggal di Mesir dan dikuburkan
disana. Ibunya adalah Asma’ binti Umais al Khots’amiyyah.
e.
Ummu Kultsum binti Abu Bakar. Lahir setelah Abu
Bakar wafat. Ibunya adalah Habibah, riwayat lain menyebutkan Fakhitah binti
Kharijah bin Zaid bin Abu Zuhair al Anshari. Ia dinikahi Thalhah bin Ubaidillah.
Semua putera-puteri Abu Bakar adalah sahabat Nabi, kecuali Ummu Kultsum.
Sementara Muhammad lahir masih zaman Nabi. Abu Bakar wafat pada tanggal 27
Jumadil Akhir 13H.
Gelar Abu Bakar diberikan Rasulullah
SAW karena ia seorang yang paling cepat masuk Islam, sedang gelar as-Siddiq yang
berarti "amat membenarkan" adalah gelar yang diberikan kepadanya
karena ia amat segera membenarkan Rasulullah SAW dalam berbagai macam
peristiwa, terutama peristiwa Isra Mikraj.Ayahnya bernama Usman (juga disebut
Abi Kuhafah) bin Amir bin Amr bin Sa'd bin Taim bin Murra bin Ka'ab bin Lu'ayy
bin Talib bin Fihr bin Nadr bin Malik. Ibunya bernama Ummu Khair Salma binti
Sakhr yang berasal dari keturunan Kuraisy.Garis keturunan ayah dan ibunya
bertemu pada neneknya yang bernama Ka'b bin Sa'd bin Taim bin Murra.Kedua
orang-tuanya berasal dari suku Taim, suku yang melahirkan banyak tokoh
terhormat.
Sejak kecil ia dikenal sebagai anak
yang baik dan sabar, jujur, dan lemah lembut. Sifat-sifat yang mulia itu
membuat ia disenangi dalam masyarakat. Ia menjadi sahabat Nabi SAW sejak
keduanya masih remaja. Setelah dewasa ia mencari nafkah dengan jalan berdagang.
Sebagai pedagang ia dikenal amat jujur, berhati suci, dan sangat dermawan.
Disamping itu, Abu Bakar dikenal mahir dalam ilmu nasab (pengetahuan mengenai
silsilah keturunan). Ia menguasai dengan baik berbagai nasab kabilah dan suku-suku
Arab, bahkan juga dapat mengetahui ketinggian dan kerendahan derajat
masing-masing dalam bangsa Arab, terlebih lagi suku-suku Arab Kuraisy.Abu Bakar
masuk Islam pada hari-hari pertama Islam didakwahkan. Tidak sulit baginya
meyakini ajaran-ajaran yang disampaikan Nabi SAW karena sejak muda ia sudah
kenal betul akan keagungan Nabi Muhammad SAW. Setelah masuk Islam, ia
menumpahkan seluruh perhatiannya untuk pengembangan Islam. Ia merupakan sahabat
yang paling banyak mendermakan harta bendanya bagi kepentingan dakwah Islam.
Sebagai seorang yang disegani dikalangan bangsawan Arab, ke Islaman Abu Bakar
membuat banyak orang Arab Kuraisy tertarik masuk Islam, seperti Usman bin
Affan, Abdur Rahman bin Auf, dan Zubairbin Awwam.
Di antara
Abu Bakar dan Nabi SAW terjalin hubungan persahabatan yang sangat erat karena
selain diikat oleh tali persaudaraan seiman, juga karena salah seorang putri
Abu Bakar, Aisyah RA, menjadi istri Nabi SAW.
B.
Masa awal pemerintahan Abu Bakar
Umar
membuat beberapa kebijakan diantaranya:
a. Bidang eksekutif
Pendelegasian terhadap tugas-tugas pmerintah di madinah
maupun daerah misalnya untuk pemerintahan pusat menunjuk Ali bin Abi Thalib.
Dan menjadikan daerah-daerah menjadi provinsi.
b. Pertahanan dan keamanan
Dengan mengorganisasikan pasukan-pasukan yang ada untuk
mempertahankan eksistensi keagamaan dan pemerintahan.
c. Yudikatif
Fungsi kehakiman dilaksanakan oleh umar bin khttab dan
selama pemerintahannya tidak ada permasalahan, hal ini karena kemampuan dan
sifat Umar sendiri dan masyarakat pada waktu itu dikenal ‘Alim.
d. Sosial ekonomi
Sebuah lembaga mirip Al-mal didalamnya dikelola harta benda
yang didapat dari zakat, infak, sedekah, ghimmah dan lain-lain.
Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwasannya pada
masa pemerintahan yang pertama berjalan dan musyawarah dengan iklimasi menerima
dan mengangkat Abu bakar.
Ada kendala yang dihadapi Umar pada masa pemerintahannya:
Diwarnai dengan berbagai kekacauan dan pemberontakan,
seperti
munculnya orang-orang murtad, aktifnya orang-orang yang mengaku diri nabi,pemberontakan dari beberapa kabilah Arab dan banyaknya orang-orang yang ingkar membayar zakat. Munculnya orang-orang murtad disebabkan oleh keyakinan mereka terhadap ajaran Islam belum begitu mantap, dan wafatnya Rasulullah SAW menggoyahkan keimanan mereka. Tentang orang-orang yang mengaku diri nabi sebenarnya telah ada sejak masa Rasulullah SAW, tetapi kewibawaan Rasulullah SAW menggetarkan hati mereka untuk melancarkan aktivitasnya. Mereka mengira bahwa Abu Bakar adalah pemimpin yang lemah sehingga mereka berani membuat kekacauan. Pemberontakan kabilah disebabkan oleh anggapan mereka bahwa perjanjian perdamaian yang dibuat bersama Nabi SAW bersifat pribadi dan berakhir dengan wafatnya Nabi SAW sehingga mereka tidak perlu lagi taat dan tunduk kepada penguasa Islam yang baru. Orang-orang yang ingkar membayar zakat hanyalah karena kelemahan iman mereka. Terhadap semua golongan yang membangkang dan memberontak itu Abu Bakar mengambil tindakan tegas. Ketegasan ini didukung oleh mayoritas umat. Untuk menumpas seluruh pemberontakan, ia membentuk sebelas pasukan, masing-masing dipimpin oleh panglima perang yang tangguh, seperti Khalid bin Walid, Amr bin As, Ikrimah bin Abu Jahal, dan Syurahbil bin Hasanah. Dalam waktu singkat seluruh kekacauan dan pemberontakan yang terjadi dalam negeri dapat ditumpas dengan sukses. Meskipun fase permulaan dari kekhalifahan Abu Bakar penuh dengan kekacauan, ia tetap berkeras melanjutkan rencana Rasulullah SAW untuk mengirim pasukan ke daerah Suriah di bawah pimpinan Usamah bin Zaid. Pada mulanya, keinginan Abu Bakar ditentang oleh sahabat dengan alasan suasana dalam negeri sangat memprihatinkan akibat berbagai kerusuhan yang timbul. Akan tetapi, setelah ia meyakinkan mereka bahwa itu adalah rencana Rasulullah SAW, akhirnya pengiriman pasukan itu pun disetujui.
munculnya orang-orang murtad, aktifnya orang-orang yang mengaku diri nabi,pemberontakan dari beberapa kabilah Arab dan banyaknya orang-orang yang ingkar membayar zakat. Munculnya orang-orang murtad disebabkan oleh keyakinan mereka terhadap ajaran Islam belum begitu mantap, dan wafatnya Rasulullah SAW menggoyahkan keimanan mereka. Tentang orang-orang yang mengaku diri nabi sebenarnya telah ada sejak masa Rasulullah SAW, tetapi kewibawaan Rasulullah SAW menggetarkan hati mereka untuk melancarkan aktivitasnya. Mereka mengira bahwa Abu Bakar adalah pemimpin yang lemah sehingga mereka berani membuat kekacauan. Pemberontakan kabilah disebabkan oleh anggapan mereka bahwa perjanjian perdamaian yang dibuat bersama Nabi SAW bersifat pribadi dan berakhir dengan wafatnya Nabi SAW sehingga mereka tidak perlu lagi taat dan tunduk kepada penguasa Islam yang baru. Orang-orang yang ingkar membayar zakat hanyalah karena kelemahan iman mereka. Terhadap semua golongan yang membangkang dan memberontak itu Abu Bakar mengambil tindakan tegas. Ketegasan ini didukung oleh mayoritas umat. Untuk menumpas seluruh pemberontakan, ia membentuk sebelas pasukan, masing-masing dipimpin oleh panglima perang yang tangguh, seperti Khalid bin Walid, Amr bin As, Ikrimah bin Abu Jahal, dan Syurahbil bin Hasanah. Dalam waktu singkat seluruh kekacauan dan pemberontakan yang terjadi dalam negeri dapat ditumpas dengan sukses. Meskipun fase permulaan dari kekhalifahan Abu Bakar penuh dengan kekacauan, ia tetap berkeras melanjutkan rencana Rasulullah SAW untuk mengirim pasukan ke daerah Suriah di bawah pimpinan Usamah bin Zaid. Pada mulanya, keinginan Abu Bakar ditentang oleh sahabat dengan alasan suasana dalam negeri sangat memprihatinkan akibat berbagai kerusuhan yang timbul. Akan tetapi, setelah ia meyakinkan mereka bahwa itu adalah rencana Rasulullah SAW, akhirnya pengiriman pasukan itu pun disetujui.
Langkah politik yang ditempuh Abu Bakar itu ternyata sangat
strategis dan membawa dampak yang sangat positif. Pengiriman pasukan pada saat
negara dalam keadaan kacau menimbulkan interpretasi di pihak lawan bahwa
kekuatan Islam cukup tangguh sehingga para pemberontak menjadi gentar. Di
samping itu, langkah ini juga merupakan taktik untuk mengalihkan perhatian umat
Islam dari perselisihan yang bersifat intern. Pasukan Usamah berhasil
menunaikan tugasnya dengan gemilangdan kembali dengan membawa harta rampasan
perang yang berlimpah. Sebagai
usaha berikutnya, ia melakukan perluasan wilayah Islam ke luar Jazirah Arab. Daerah yang dituju adalah Irak dan Suriah yang berbatasan langsung dengan wilayah kekuasaan Islam. Abu Bakar berpendapat bahwa daerah itu harus ditaklukkan untuk memantapkan keamanan wilayah Islam dari serbuan dua adikuasa, Persia dan Bizantium. Ekspansi ke Irak dipimpin panglima Khalid bin Walid, ke Suriah dipimpin oleh tiga panglima, yaitu Amr bin As, Yazid bin Abu Sufyan, dan Syurahbil bin Hasanah. Pasukan Khalid dapat menguasai al-Hirah pada tahun 634. Akan tetapi, tentara Islam
yang menuju Suriah, kecuali pasukan Amr bin As, mengalami kesulitan karena pihak lawan, yaitu tentara Bizantium, mempunyai kekuatan yang jauh lebih besar dan perlengkapan perangnya jauh lebih sempurna.
usaha berikutnya, ia melakukan perluasan wilayah Islam ke luar Jazirah Arab. Daerah yang dituju adalah Irak dan Suriah yang berbatasan langsung dengan wilayah kekuasaan Islam. Abu Bakar berpendapat bahwa daerah itu harus ditaklukkan untuk memantapkan keamanan wilayah Islam dari serbuan dua adikuasa, Persia dan Bizantium. Ekspansi ke Irak dipimpin panglima Khalid bin Walid, ke Suriah dipimpin oleh tiga panglima, yaitu Amr bin As, Yazid bin Abu Sufyan, dan Syurahbil bin Hasanah. Pasukan Khalid dapat menguasai al-Hirah pada tahun 634. Akan tetapi, tentara Islam
yang menuju Suriah, kecuali pasukan Amr bin As, mengalami kesulitan karena pihak lawan, yaitu tentara Bizantium, mempunyai kekuatan yang jauh lebih besar dan perlengkapan perangnya jauh lebih sempurna.
Untuk membantu pasukan Islam di Suriah, Abu Bakar
memerintahkan Khalid bin Walid segera meninggalkan Irak menuju Suriah dan
kepadanya diserahi tugas memimpin seluruh pasukan. Khalid mematuhi perintah Abu
Bakar dan berhasil memenangkan pertempuran. Kemenangan itu tidak dapat
disaksikan oleh khalifah karena ketika peperangan sedang berkecamuk, Abu Bakar
jatuh sakit dan tidak berapa lama kemudian
meninggal.
meninggal.
Selain usaha memperluas wilayah ke luar Semenanjung Arabia,
Khalifah Abu Bakar juga melakukan pengumpulan ayat-ayat Al-Qur'an yang selama
ini berserakan di berbagai tempat. Usaha ini dilakukan atas
saran Umar bin Khattab.Pada mulanya ia agak berat melaksanakan tugas ini karena belum pernah dilakukan pada masa Nabi SAW. Akan tetapi, Umar mengemukakan alasan banyaknya sahabat penghafal Al-Qur'an yang gugur di medan pertempuran dan dikhawatirkan akan habis seluruhnya. Abu Bakar pun dapat menyetujuinya. Selanjutnya ia menugaskan kepada Zaid bin Sabit, penulis wahyu pada masa Rasulullah SAW, untuk mengerjakan tugas pengumpulan itu. Dalam menjalankan tugasnya sebagai
kepala negara dan pemimpin umat Islam, Abu Bakar senantiasa meneladani perilaku Rasulullah SAW. Prinsip musyawarah dalam pengambilan keputusan,seperti yang dijalankan Nabi SAW, selalu dipraktekkannya. Ia sangat memperhatikan keadaan rakyatnya dan tidak segan-segan membantu mereka yang kesulitan. Terhadap sesama sahabat, perhatiannya juga sangat besar. Sahabat yang telah menduduki suatu jabatan pada masa Nabi SAW tetap dibiarkan pada jabatannya, sedangkan sahabat lain yang belum mendapatkan jabatan dalam pemerintahan juga diangkat berdasarkan
kemampuan dan keterampilan yang dimilikinya.
saran Umar bin Khattab.Pada mulanya ia agak berat melaksanakan tugas ini karena belum pernah dilakukan pada masa Nabi SAW. Akan tetapi, Umar mengemukakan alasan banyaknya sahabat penghafal Al-Qur'an yang gugur di medan pertempuran dan dikhawatirkan akan habis seluruhnya. Abu Bakar pun dapat menyetujuinya. Selanjutnya ia menugaskan kepada Zaid bin Sabit, penulis wahyu pada masa Rasulullah SAW, untuk mengerjakan tugas pengumpulan itu. Dalam menjalankan tugasnya sebagai
kepala negara dan pemimpin umat Islam, Abu Bakar senantiasa meneladani perilaku Rasulullah SAW. Prinsip musyawarah dalam pengambilan keputusan,seperti yang dijalankan Nabi SAW, selalu dipraktekkannya. Ia sangat memperhatikan keadaan rakyatnya dan tidak segan-segan membantu mereka yang kesulitan. Terhadap sesama sahabat, perhatiannya juga sangat besar. Sahabat yang telah menduduki suatu jabatan pada masa Nabi SAW tetap dibiarkan pada jabatannya, sedangkan sahabat lain yang belum mendapatkan jabatan dalam pemerintahan juga diangkat berdasarkan
kemampuan dan keterampilan yang dimilikinya.
C.
Penyebaran islam pada masa pemerintahan
Abu Bakar
Setelah pergolakan dalam negeri berhasil dipadamkan terutama
memerangi orang murtad Abu bakar menghadapi kekuatan persia dan Romawi yang
selalu berkeinginan untuk menghancurkan eksisitensi islam abu Bakar mengirim
tentara dibawah pimpinan Khutsanna bin Haritsah dn berhasil merebut bberapa daerah
yang penting Irak dari kekuasaan Persia.
Untuk menghadapi kekuatan Romawi Abu Bakar memilih 4
panglima untuk memimpin beribu-ribu pasukan di empat front, Yaitu amr bin ash
di front Palestina, Yazid bin abi sofian di front Damaskus, Abu Ubaidillah di
front Hims, dan Syurahbil bin Hasanah di front yordania. Perjuangan pasuakan-pasukan
tersebut melakukan ekspedisi melawan bangsa Romawi dan Persia yang ingin merebut Jazirah Arab Akhirnya dapat
di takhlukan atau tuntas pada masa Umar bin Khatab.
D.
Peradapan pada masa Abu Bakar
Satu peradapan sangat besar yang dilakukan pada masa abu Bakar
adlah penghimpunan Al-Quran. Abu bakar memerintah Zaid bib Stabit untuk
menghimpun Al-Quran dari pelepah kurma, kulit binatang, dan dari hafalan kaum
muslimin.
Selain itu, peradapan islam terjadi pada praktik
pemerintahan terbagi beberapa tahapan, yaitu:
a.
Dalam bidang pranata sosial ekonomi adalah mewujudkan
keadilan dan kesejahtraan sosial rakyat. Untuk kemaslahatan rakyat ini ia
mengelola zakat, infak, dan sedekah yang berasal dari kaum muslimin.
Penghasilan-penghasilan ini dibagikan untuk kesejahteraan rakyat dan untuk gaji
para pegawai pemerintahan.
b.
Praktik pemerintahan yang dilakukan abu Bakar terpenting
lainnya dengan menunjuk umar sebagai pemimpin untuk menggantikannya. Supaya
tidak ada perpecahan lagi antara kaum muhajirin dan kaum anshar.
Dari
penunjukan umar tersebut ada beberapa hal yang perlu di catat:
1.
Abu Bakar menunjuk Umar tidak meninggalkan asas musyawarah,
Ia lebih terlebih dahulu mengadakan konsultasi untuk mengetahui aspirasi rakyat
melalui tokoh kaum muslimin.
2.
Abu bakar tidak menunjuk putranya atau jerabatnya, melainkan
nama yang sudah mempunyai nama di hati masyarakatnya serta disegani oleh rakyat
karna sifat-sifat yang dimlikinya.
3.
Pengukuhan umar berjalan lancar secara terbukadalam satu
pembai’at tanpa ada pertentangan dari kalangan kaum muslimin itu sendiri, dan
obsesi Abu bakar tercapai untuk mewujudkan keutuhan umat islam.
Akhirnya
Abu Bakar pun memeanggil Utsman untuk mendiktekan teks perintah yang menunjuk
Umar sebagai penggantinya. Buliau wafat pada hari senin tanggal 23 Agust 624 M.
Shalat jenazah dipimpin oleh Umar, dan beliau dimakamkan di rumah Aisyah, Di
samping makam Nabi. Beliau berusia 63 tahun ketika wafatdan kekhalifahannya
berlangsungbselama 2 tahun 3 bulan 11 hari.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Dari makalah diatas dapat kita tarik kesimplan yaitu
bagaimana seorang Abu Bakar dalam kepemimpinannya sangat tegas dan berani ini
yang perlu kita contoh dari Abu bakar untuk kepemimpinan pda saat sekarang.
Beliau yang mempunyai nama asli Abdullah bin abi Quhafah. Dia termasuk orang
yang pertama masuk islam. Manusia terbaik setelah Rasulullah Shallallahu
‘Alaihi wa Sallam.Mengemban kekhilafahan selama 2,5 tahun. Riwayat-riwayat lain
menyebutkan 2 tahun 4 bulan kurang 1 hari; 2 tahun;20 bulan
Yang mempunyai beberapa kebijakan dalam bidang diantaranya
adalah:
Bidang
eksekutif
Pertahanan
dan keamanan
Yudikatif
Sosial
ekonomi
Dan kebijakan-kebijakan ini sangat berkembang pesat ketika Abu
Bakar menjadi khlifah setelah Rasulullah wafat.
Selain itu, peradapan islam terjadi pada praktik
pemerintahan terbagi beberapa tahapan, yaitu:
c.
Dalam bidang pranata sosial ekonomi adalah mewujudkan
keadilan dan kesejahtraan sosial rakyat. Untuk kemaslahatan rakyat ini ia
mengelola zakat, infak, dan sedekah yang berasal dari kaum muslimin.
Penghasilan-penghasilan ini dibagikan untuk kesejahteraan rakyat dan untuk gaji
para pegawai pemerintahan.
d.
Praktik pemerintahan yang dilakukan abu Bakar terpenting
lainnya dengan menunjuk umar sebagai pemimpin untuk menggantikannya. Supaya
tidak ada perpecahan lagi antara kaum muhajirin dan kaum anshar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar