PENDAHULUAN
Segala puji bagi Allah, kami
memuji,meminta pertolongan, memohon ampun,dan meminta petunjuk kepada-nya.
Barang siapa yang diberi petunjuk oleh Allah, niscaya tidak seorangpun yang
dapat menyesatkannya. Dan sebaliknya, barang siapa yang disesatkan oleh Allah,
niscaya tidak akan ada pertolo ngan yang
member petunjuknbaginya. Sejak kecil kita sudah mengetahui bahwa mukjizat Islam
adalah Al-Qur’an. Akan tetapi, dimanakah letak kemukjizatan Al-qu’an?
Kemukjizatan Al-qur’an itu terletak
dalam kefashannya. Memang benar,tetapi masih ada kemukjizatan yang lain, yaitu:
bahwa siapa saja yang menjadikan Al-qur’an ini sebagai sebagai manhaj
hidup dan undang-undang, ia akan menjadi salah satu orang besar dari pada
pembesar dunia. Ini merupakan mukjizat yang paling penting.
Hal ini merupakan rahasia terpenting
dari kemukjizatan Al-qur’an. Karena Alqur’an diturunkan kepada punutup para
Nabi, sudah sepatutnya mukjizat penutup para Nabi itu tidak dibatasi pada zaman.
Ini dia Sa’ad bin Abi waqash, ia adalah seorang laki-laki sederhana yang
menjadikan Al-qur’an sebagai manhaj hidup sehingga ia berubah menjadi seorang
panglima terbesar dalam sejarah.
SEJARAH PERADABAN ISLAM PADA MASA ABU BAKAR
1.
Biografi singkat Abu bakar
Abu bakar lahir pada tahun 573 M dari sebuah keluarga terhormat di
Mekkah. Abu bakar adalah nama gelar yang diberikan oleh masyarakat mslim kepadanya. Nama aslinya adalah Abdullah
bin Abi Kubafah. Ia mendapat gelar as-Shiddiq setelah masuk islam. Nama sebelum
muslim adalah Abdul Ka’bah. Ibunya bernama Salma Ummu Khaibar, yaitu anak paman
Abu Qubafah. Sejak masa kanak-kanak Abu bakar dikenal sebagai pribadi yang
jujur, tulus, kuat kemauan, pemberani, rendah hati, pemaaf, penyayang dan suka
beramal, sehingga masyarakat kota mekkah menaruh hormat kepadanya.
Abu bakar dilahirkan dua tahun lebih
beberapa bulan sesudah tahun gajah. Usianya lebih muda dua tahun dari Nabi. Ini
berarti usianya ketika Nabi diutus adalah 38 tahun, yang penting dicatat bahwa
Abu bakar beriman pada usia 38 tahun.
Pada masa jahilliyah dia memiliki dua orang
istri, dan dua orang istri lagi yang ia menikahi setelah masuk islam. Dua
istrinya ketika jahiliyah adalah Qutailah binti Abdul ‘Uzza. Terjadi
perselisihan tentang keislamannya. Ada yang menyatakan ia masuk slam dan ada
pula yang tidak, Qutailah memberinya anak yang bernama Abdullah bin Abu bakar.
Ialah putra sulung Abu bakar yang memberitahukan tentang berita kaum quraisy
kepada Nabi tatkala beliua berada di gua Tsur. Sementara anak perempuan Abu
bakar dari Qutailah adalah Asma’ Dzatun Nithaqain ‘wanita yang memiliki dua
ikat pinggang yang merupakan saudari sebapak dengan Aisyah.
Istri kedua Abu bakar adalah Ummu
Ruman ia telah masuk islam sejak awal berhijrah dan berbai’at. Ia termasuk
wanita yang taat kepada Allah dan melahirkan dua orang anak untuk Abu bakar,
yaitu Abdurrahman dan Aisyah ummul mukminin. Abdurrahman bin Abu bakar memeluk
islam belakangan setelah sebelumnya ikut memerangi kaum muslamin dalam perang
badar dan uhud. Abdurrahman masuk islam sesudah perang uhud dan keislamannya
baik. Dia pernah berjihad bersama Khalid
bin walid di yamamah serta pembebasan syam dan irak.
Istri ketiga Abu bakar yang di
nikahi setelah masuk islam adalah Asma’ binti ‘Umais yang memberinya seorang
putra yang bernama Muhammad bin Abu bakar, ‘Usma adalah wanita yang paling
banyak menikah dengan para sahabat daintaranya Ja’far bin Abu Thalib dan
mempunyai tiga orang anak laki-laki. Setelah keshahidan ja’far dia menikah lagi
dengan Ash-Shiddiq. Setelah kematian suaminya tersebut, ia menikah lagi dengan
Ali bin Abu Thalib.
Istri yang keempat adalah Habibah
binti Zaid Al-Khazraji, ketika Abu bakar wafat ia sedang mengandung, lalu
melahirkan seorang putrid yang bernama Ummu Kultsum binti Abu Bakar, jadi semua
anak Abu Bakar bejumlah 6 orang. Tiga laki-lki dan tiga perempuan.
2.
Orang-orang yang masuk Islam lantaran Abu Bakar
Abu bakar yang dengan hanya
mendengar beberapa kalimat dari Nabi saw, dia berusaha menyebarkan islam. Pada
pekan pertama dari keislamannya, melalui tangannya, telah masuk islam enam
orang dari sepuluh orang yang mendapatkan kabar gembira mereka adalah:
1.
Sa’ad bin Abi Waqash
2.
Zubair bin ‘Awwam
3.
Thalhah bin Ubaidillah
4.
Abu ‘Ubaidah bin Jarrah
5.
Abdurrahman bin ‘Auf
6.
Utsman bin ‘Affan
Sekali lagi ini terjadi pada pekan
pertama dari keislamannya. Padahal dia baru belajar sedikit tentang islam. Abu
bakar telah mengetahui kebenaran, kemudian dia menyebarkannya dan beramal demi
kebenaran. Abu ubaidah bin jarrah adalah penakluk Syam. Sa’ad bin abi waqash
adalah penakluk irak dan mengalahkan kekaisaran Persia. Selain itu, banyak lagi
yang masuk islam lantaran Abu bakar, diantaranya adalah Al-Arqam bin Abi Arqam
dan utsman bin Mazh’un.
Selain itu juga Abu bakar juga
membebaskan hamba sahaya dari hartanya ia membebaskan tujuh orang budak.
Diantaranya adalah Bilal bin Rabah yang ketika itu disiksa oleh tuannya yaitu
Umayyah bin Khalaf. Abu bakar membelinya dengan harga Sembilan uqiyah emas, Abu
bakar pun mulai memerdekakan kaum wanita dan anak-anak semua yang dilakukan Abu
bakar adalah semata-mata untuk mencari ridha Allah. Setelah itu, orang-orang
musyrik menyebarkan berita yang intinya
bahwa sebelumnya Bilal telah berbuat baik kepada Abu bakar, sehingga Abu bakar
menebusnya, sebagai balas budi maka turun firman Allah.
“padahal tidak ada seseorangpun
memberikan suatu nikmat kepadanya yang harus dibalasnya, tetapi(dia memberikan
itu semata-mata) karena mencari keridhaan Allah yang maha tinggi. Dan kelak Dia
benar-benar ridha.”(AL-Lail:19-21). Surah ini semua membela Abu bakar.
Abu bakar adalah saudagar kaya,
sering melakuka perjalanan untuk menjajakan barang dagangannya keberbagai
tempat., baik didalam kota mekkah maupun diluar kota mekkah. Dalam
perdagangannya ia selalu berlaku jujur, sehingga banyak orang yang tertarik
dengan cara-cara yang dilakukannya pada akhirnya banyak pembeli yang datang
membeli barang dagangannya. Sehinnga Abu bakar mendapat keuntungan dari sikap
kejujurannya.
Dengan demikian, ia bukan saja sebagai sahabat
Nabi saw. Yang menyatakan kesetiannya untuk menerima islam dan membela ajaran
islam yang di bawa Nabi Muhammad saw. Lebih dari itu, Abu bakar adalah salah
seorang sahabat serta yang rela berkorban harta dan jiwanya untuk kepentingan
penyebaran agama islam dan membela umat islam. Oleh karena itu, tak heran kalau
kemudian Abu bakar dikenal sebagai seorang sahabat terpercaya dan dikagumi Nabi
saw. Ia adalah orang pertama yang menerima seruan islam yang dibawa Nabi saw.
Sehingga ia lebih dicintai oleh Nabi saw. Ketika itu pula Nabi saw memilihnya
menjadi sahabat dalam perjalanannya menuju Madinah ketika akan hijrah.
Beliau selalu mendampingi Nabi saw
saat suka dan duka, pengorbanan dan jasanya ketika Nabi saw berdakwah di
mekkah, tidak ada bandingnya. Ia selalu berusaha melindungi Nabi saw ketika
orang-orang kafir quraisy mengejek dan berencana akan membunuhnya. Demikian
sekilas tentang perjuangan Abu bakar pada periode mekkah dalam memainkan
perannya sebagai sahabat Nabi saw. Peranan ini menjadikan dirinya tidak
terlupakan bahkan terukir pada tinta emas didalam sejarah Islam.
Diantara peran yang dimainkan Abu
bakar ketika ia berada di madinah adalah keikutsertaannya dalam berbagai
pertempuran misalnya, perang badar. Dalam pertempuran ini ia selalu berada disisi
Rasulullah saw, bahkan kemana pun Nabi pergi ia selalu mengikuti-Nya. terdapat
riwayat yang menyatakan bahwa ketika para sahabat tidak merasa puas atas hasil
perjanjian Hudaibiyah, Abu bakar adalah seorang sahabat yang menyatakan puas
atas hasil yang telah disepakatinya.karena hal itu disepakati Rasulullah.
Banyak sahabat yang gelisah melihat isi perjanjian tersebut karena lebih
menguntungkan orang kafirdan merugikan orang islam.
Salah seorang sahabat yang
menenyakan hal tersebut adalah Umar bin Al-kattab, Nabi Muhammad saw begitu
percaya kepada Abu bakar karena tag segan-segan mengeluarkan harta kekayaan dan
tenaganya untuk kepentingan perjuangan Islam. Untuk membangun masjid di madinah
dan untuk kelengkapan ekspedisi ke tabuk, ini sebagai bukti peran yang
dimainkan Abu bakar ketika di madinah, sehingga agama islam tersebar luas
hampir diseluruh Jazirah Arabia.
3.
Proses pengangkatan Abu bakar Sebagai Khalifah
Nabi
Muhammad saw, meninggal dunia pada tahun 632 M ketika sebagian besar penduduk
Arabi memeluk islam. Wafatnya Nabi merupakan keniscayaan yang tidak dapat di
pungkiri, karena semua mahluk yang hidup didunia ini akan mati. Akan tetapi
persoalan umat islam pada masa itu sangat besar, karena mereka di hadapi pada
persoalan kepemimpinan. Sebelum Nabi saw wafat, Beliau tidak pernah
membicarakan masalah kepemimpinan apalagi menunjuk oranng yang akan
menggantikannya kelak sebagai umt slam. Karena setelah Nabi saw wafat situasi
agak mulai kacau, karena telah muncul beberapa kelompok kepentingan yang masing-masing
memperebutkan jabatan tersebut karena masing-masing merasa berhak dan merasa
punya andil dalam membesarkan islam. Mereka adalah kelompok Anshar,kelompok
Muhajirin dan Bani Hasyim.
Kelompok
Anshar yang sedang berkumpul di balai ruang milik Bani Saidah, mengatakan
bahwa mereka adalah orang-orang yang paling berhak menduduki jabatan kepala
Negara dan pemimipin masyarakat Madinah, dibanding dengan kelompok masyarakat
lainnya. Mereka beralasan bahwa agama islam berkembang pesat bahkan menjadi
sangat maju karena bantuan dan pertolongan masyarakat Madinah (Anshar). Mereka
telah banyak memberikan pertolongan dan jasa bagi kepentingan umat islam yang
datang dari kota Mekah (muhajirin). Kaum muhajirin dapat bertahan
hidup karena pertolongan mereka, untuk itu mereka mengusulkan nama calon yang
akan menduduki jabatan tersebut yaitu, sa’ad bin ubadah.
Kelompok
muhajirin berpendapat sebaliknya, mereka menganggapbahwasannya mereka yang
berhak sebagai pengganti Rasulullah, karena mereka adalah orang-orang yang
paling pertama menerima islam dan berjuang bersama Nabi Muhammad saw. Di kota
mekkah mereka berkorban jiwa dan harta demi membela demi membela agama islam
dari gangguan orang-orang kafir quraisy. untuk itu mereka mengusulkan bahwa Abu
bakar sebagai orang tang sangat tepat untuk menduduki jabatan tersebut.
Perdebatan
tersebut akhirnya selesai ketika Umar bin Al-khattab mengatakan bahwa
kepemimpinan itu adalah hak orang-orang muhajirin. Selain sahabat terdekat Nabi
saw dan orang yang pertama masuk islam, selanjutnya Umar bin Al-katab
mengatakan bahwa sebenarnya masalah kepemimpinan adalah hak orang Quraisy.
Mendengar pernyataan tersebut, kelompok Anshar menerima kenyataan bahwa
sebenarnya pemimpin yang akan menggatikan Rasulullah adalah muhajirin, Umar bin
Al-kattab mengangkat tangan Abu bakar dan menyatakan Bai’at kepadanya, kemudian
di ikuti oleh sa’ad bin ubadah dan kelompok Ansyar
lainnya. Sementara itu, Abbas bin Abdul muthalib, meminta Ali bin Abi
Thalib untuk menggantikan kedudukan Rasulullah saw, sebagai kepala Negara,
pemerintah dan pemimpin umat islam. Namun permintaan itu di tolak Ali bin Abi
Thalib karena ia sedang sibuk mangurusi jenazah Rasulullah saw. Dengan
terpilihnya Abu bakar sebagai kepala pemerintahan yang baru, maka persoalan
krisis kepemimpinan sudah selesai. Namun tugas baru dan amat sulit telah
menantang di hadapannya.
Selesai
terpilih sebagai khalifah kepala Negara dan kepala pemerintahan, Abu bakar
berpidato sebentar menguraikan apa yang akan dilakukannya kelak. Isi pidato itu
diantara lain adalah: …”saudara-saudara sekalian, sekarang saya terpilih
sebagai khalifah. Meakipun saya bukan yang terbaik dari siapa pun di antara
kalian, tapi saya tetap menerima amanah ini. Oleh karena itu, bantulah saya
bila berada di jalan yang benar. Perbaikilah saya jika berada di jalan yang
salah.” Lalu pidato itu diakhiri dengan ucapan,” patuhlah kepada
kusebagaimana aku mematuhi Allah dan Rasul-Nya. Jika aku tidak mematuhi Allah
dan Rasul-Nya, jangan sekal-ikali kalian mematuhi aku.”
Pidato
tersebut menggambarkan kepribadian Abu Bakar dan kejujuran serta ketulusannya
sebagai seorang pemimpin umat yang sangat demokratis. Beliau merasa bahwa tugas
yang diembannya tidak akan berjalan dengan baik kalau tidak mendapatkan
dukungan dari pada sahabatnya. Karena itu, ia menginginkan agar masyarakat ikut
serta mengontrol perjalanan kepemimpinannya agar pelaksanaan pemerintahan
berjalan dengan baik. Itulah tipe seorang pemimpin yang sangat demokratis, ia
tidak gila jabatan, kedudukan dan harta.
4.
Perkembangan islam pada masa Khalifah Abu bakar
Meskipun Abu bakar terpilih secara
demokratis pada masa632 M, bukan berarti masa-masa kepemimpinannya berjalan
dengan mulus. Banyak hal yang dihadapinya. Misalnya gerakan Nabi palsu, gerakan
kaum murtad dan gerakan kaum munafik yang menentang pembayaran zakat.
a.
Gerakan Nabi palsu
Keberhasilan
misi perjuangan Nabi Muhammad saw, menimbulkan kecemburuan segolongan
masyarakat. Tidak lama setelah Nabi wafat, muncullah beberapa orang yang
mengaku sebagai Nabi. Mereka memimpim gerakan kelompok pembangkang Dan
diantaranya:
Pertama,Aswad al-Ansi merupakan orang
pertama kali yang mengaku sebagai Nabi. Adalah pemimpin suku Ansi yaman, ia
berhasil merekrut sejumlah pasukan dan bersekutu dengan daerah-daerah sekitar
yaman untuk melancarkan pemberontakan terhadap pemerintah islam.
Kedua, musailamah berasal dari suku Bani
Hanifah di pusat jazirah Arab. Ia mengaku sebagai nabi dan mengadakan gerakan
di yamamah. Sebenarnya ia datang ke mekkah sebagai orang beriman, namun dalam
perjalanan pulang ia mengaku sebagai Nabi. Kedatangan diterima dengan baik oleh
suku Hanifah, karena memang sejak lama mereka tidak suka dipimpin seorang Nabi
dari suku Quraisy maka mereka dengan amat mudah menerima kedatangan musailamah
dan mengakui sebagai seorang Nabi yang datang dari suku mereka sendiri.
Ketiga, Thuhailah bin khuwailid adalah
seorang yang mahir dalam peperangan dan terkenal sebagai orang kaya dari suku
Bani As’ad Arabia selatan. Ia melancarkan perlawanan secara terang-terangan
terhadap pemerintahan islam dengan mengaku dirinya sebagai seorang Nabi setelah
Rasulullah saw wafat.
Keempat, Saj’ah, seorang wanita Kristen
mengak sebagai Nabi, ia berasal dari suku Yarbu di Asia tengah. Meskipun ia
mendapat dukungan dari mayoritas masyarakatnya, namun ia tidak memiliki
keberanian untuk melawan kekuasaan islam. Kemudian membentuk kekuatan
persekutuan dengan cara melangsungkan perkawinan dengan Musailamah al-kazzab.
b.
Gerakan kaum murtad
Masa
pemerintahan Abu Bakar yang hanya 2 tahu 3 bulan dibiskan untuk mengatasi
berbagai persoalan di dalam negri, seperti kaum murtad. Sejak tersebar berita
meninggalnya Rasulullah saw. Sekelompok orang madinah menyatakan diri keluar
dari agama islam sambil melancarkan gerakan pemberontakan. Dan gerakan ini
dikenal dengan gerakan riddah. Sementara kelompok Nabi palsu berusaha mengajak
pengikutnya untuk masuk islam kembali, sejumlah suku-suku lainnya berusaha
maanyatakan keluar dari islam dengan berbagai alasan.
Adapun
latar belakang penyebab keluarnya mereka dari agama islam, adalah sebagai
berikut:
1.
Kekuasaan Madinah yang semakin menimbukan kecemburuan sebagian
masyarakat mekkah yang tidak menghendaki kekuatan kota Madinah. Pada waktu itu
mereka tidak berani melakukan pemberontakan karena Nabi masih hidup. Namun
setelah Nabi wafat mereka melakukan penggencaran terhadap kota Madinah. Hal ini
merupakan watak asli masyarakat Arab yaitu fanatisme.
2.
Pada umumnya masyarakat Arab bersifat paternalistic, yaitu
mengikuti dan tunduk kepeda para pemimpinnya secara membabi buta karena mereka
tidak memiliki iman yang kuat.
3.
Agama yang dibawa Nabi Muhammad membawa perubahan yang sangat
besar, dalam bidang sosial, politik, agama dan kebudayaan.
4.
Banyak suku Arab yang masuk islam lebih pada pertimbangan politik.
karena madinah pada waktu itu merupakan pusat terbesar di dunia.
5.
Ketika Rasul wafat, banyak masyarakat Arab yang baru masuk islam
dan belum mengerti benar tentang ajaran islam, sehingga banyak yang hilang
keyakinan an kembali pada ajaran yang semula.
c.
Gerakan kaum munafik
Abu
bakar menganggap gerakan ini adalah gerakan yang sangat berbahaya, karena
hampir diseluruh penjuru Arabia muncul
gerakan semacam ini. Untuk mengatasi ketidakstabilan politik karena gerakan ini
maka Abu bakar menyusun kekuatan di madinah.
Dari
empat tokoh gerakan anti islam, dua diantaranya terbunuh dalam pertempuran
dalam perang yamamah tahun 633 M. yaitu Aswad al-ansi dan musailamah
ai-kazzab. Sedangkan dua tokoh lainnya, yaitu saj’ah dan thulaihah
selamat kembali pada ajaran islam. Setelah Abu bakar berhasil menaklukan para
pemberontak maka timbul semangat Abu bakar untuk melanjutkan ekspansi ke
wilayah Byzantium dan sasania.
Setelah
berhasil menaklukan pemberontak Abu bakar memerintahkan Khalid bin al-walid
untuk menaklukan wilayah-wilayah perbatasan syiria dan berhasil melebarkan
kekuasaan islam hingga ke Persia. ada pula kemajuan yang dicapai pada masa Abu
bakar diantaranya:
1.
Perbaikan social kemasyarakatan
2.
Pengumpulan ayat-ayat Al-quran
3.
Perluasan dan penyebaran agama islam.
Semua dapat diatas berkat
bantuan para sahabat besar, misalnya, Khalid bin al-walid,ikrimah bin abi jahal
dan lain-lain. Setelah semuanya teratasi dengan baik, baru khalifah melakukan
tindakan yang positif misalnya, pengumpulan ayat-ayat Al-quran
untuk di jadikan mushaf. Pengumpulan tersebut atas anjuran Umar bin al-khattab
yang merasa khawatir kehilangan Al-quran setelah lebih dari 70 orang sahabat
gugur dalam upaya penumpasan para pembangkang, terutama ketika memerangi nabi
palsu, selain itu pabila tidak dilakukan pengumpulan, maka dikhawatirkan
ayat-ayat Al-quran yang tertulis didalam pelepah kurma, bebatuan dan
tulang-belulang, akan sirna.
Usul tersebut diterima
baik oleh Khalifah Abu bakar, beliau memerintahkan Zaid bin Tsabit untuk
mengumpulkannya kedalam satu mushaf. Dan kemudian mushaf tersebit disimpan oleh
Abu bakar untuk dijadikan edoman dan bacaan Al-quran. Ketika Abu bakar wafat
mushaf tersebut disimpan oleh Hafsah binti umar, istri Nabi Muhammad saw.
1.
Perluasan wilayah ke irak dan Persia
Pada
tahun ke-12 H, Abu bakar mengirim pasukan keirak yang dipimpin oleh Khalid bin
walid dan dibantu oleh al-mutsanna bin haritsab dan Qa’qa’ bin ‘amr. Yang waktu
itu merupakan jajahan Persia, sebelum melakukan penaklukan abu bakar
memerintahkan al-walid untuk mengirim surat kapada hurmoz, seorang panglima
perang Persia, untuk mangajak diri dan pasukan masuk islam.
Namun
permintaan tersebut ditolak oleh hurmoz, maka tidak ada pilihan lain bagi
Khalid bin al-walid kecuali memerangi pasukan Humoz, dan akhirnya mereka
berhasil mengalahkan panglima Humoz dengan tangannya sendiri. Dan akhirnya
wilayah tersebut jatuh ke tangan kekuasaan islam, daerah yang dikuasai pada
wakt itu adalah Mazar, walajab, allis, hirrab, anbar, ainnuttamar, dan daumatul
jannah.
2.
Perluasan islam kewilayah syiria
Khalifah
Abu bakar juga mengirim pasukan kawilaya syiria, Abu bakar mempercayakan kepada
panglima perang Usman bin Zaid bin haristah, pasukan
telah
dipersiapkan sebelumnya pada masa Rasulullah, tetapi belum terlaksana karena
wafatnya beliau, sehingga sempat tetunda. Pasukan usamah mulai bergerak dari
negri Qudha’ah, lalu memasuki kota Abil. Dalam pasukan ini pasukan Usamah
mendapatkan kemengan yang sangat gemilang. Sehingga wilayah itu jatuh ke tangan
kekuasaan islam.
Selain Usamah
bin Zaid, khalifah juga mengirim pasukan lainnya kewilayah palestina dibawah
komando Amru bin As’. Ke roma dibawah komando Ubaidah bin Jarrah.
Kedamaskus
dipimpin oleh Yazid bin Muawiyah. Ke yordania di pimpin oleh Syurabbil
bin Hasanah.
Untuk menghadapi pasukan besar islam
ini, Heraclius mengirim sekitar 240.000 tentara ke daerah kekuasaannya di
syiria, palestina, damaskus dan sebagainya. Dalam menghadapi kekuatan besar
ini, umat islam bersatu dalam satu barisan kekuatan besar. Penyatuaan ini
dilakukan atas usulan yang diajukan Khalid bin al-walid dan mendapat
persetujuan Khalifah Abu Bakar. Akhirnya kedua pasukan ini bersatu dan bertemu
disalah satu tempat be4nama Yanmuk, sehingga pertempuran ini di sebut Yanmuk.
Dan peperangan ini berjalan cukup lama dan baru berakhir setelah masa
pemerintahan Umar bin al-khattab.
Meskipun masa kekuasaan Abu bakar as
Shaddiq berkuasa hanya lebih kurang 2 tahun 3 bulan. Banyak usaha yang
dilakukannya dalam mempertahankan
eksistensi islam dan pengembangan peradabannya. Keberhasilan mempertahankan
aqidah islam dari rongrongan orang-orang murtad dan orang-orang yang ,engaku
Nabi palsu serta mereka yang tidak mau membayar zakat, maka islam tidak
bertahan lama. Tapi berkat pertolongan
Allah dan usaha keras para sahabat Nabi Saw. Dalam mempertahankan aqidah dan
memperjuangkan kebenaran islam, agama islam masih tetap eksis hingga kini dan
untuk masa yang akan datang hingga akhir zaman.
4.
Pemerintahan Abu Bakar.
Dapat kita
lihat bahwa pemerintahannya tidaklah menggunakan kekuasaan tuhan sebagaimana
fira’un dari mesiratau pemerintahan lain yang dikenal dieropa tengah. Abu Bakar
tidak menggunakan kekuasaan allah bagi dirinya, tetapi ia berkuasa atas
dukungan orang-orang yang membai’atnya. Pada saat di bai’at Abu Bakar dipanggil
oleh seseorang dengan “ yakhalifatullah “ maka beliau memutus kata-kata orang
tersebut dengan berseteru, “ aku bukan khalifah allah tetapi khalifah
rasulullah SAW”.
Yang dimaksud
dengan khalifah rasulullah SAW. Ialah pengganti rasulullah SAW. Dalam memimpin
muslimin serta mengarahkan kehidupan mereka agar tidak keluar dari hokum allah
SWT. Agar mereka melaksanakan
perintah-perintahnya dan menjauhkan larangannya. Menurutnya , khalifah allah
hanyalah dikhususkan kepada rasulullah SAW. Sehingga kedudukan itu tidak
terfikirkan olehnya, sedangkan rasulullah SAW. Adlah khatamul anbiya’ wal
mursalin.
Sejak tumbuhnya
dan dalam pelaksanaannya, pemerintahan Abu Bakar bersifat demokratis.
Terpilihnya Abu Bakar adalah berdasarkan pemilihan umum. Ia dibai’at karena
sifat dan kedudukannya disisi rasulullah SAW. , bukan karna keluarganya.
5.
Administrasi dan Pemerintahan Abu Bakar
a.
Urusan Keuangan
Urusan keuangan
dipegang oleh Abu Ubaidah, Amir bin Jarrah, yang mendapatkan nama julukan dari
rasulullah SAW. “Orang kepercayaan ummat”. Menurut keterangan Al-Mukri bahwa
yang mula-mula membentuk kas Negara atau baitul mal adalah Abu Bakar dan
urusannya diserahkan kepada Abu Ubaidah dan Amir bin Jarrah. Sumber-sumber
keuangan yang utama dizaman Abu Bakar adalah 1) zakat, 2) rampasan, 3) upetti.
b.
Urusan Kehakiman
Sebagaimana
kita ketahui bahwa Abu Bakar adalah seorang kepala Negara yang bertanggung
jawab langsung (Presidentil Kabinet), maka pembantu-pembantunya (mentri-mentri)
maka adalah atas petunjuknya sendiri. dan yang ditunjuk langsung untuk
mengurusnya adalah Umar bin Khattab.
Kaum muslimin
dan rakyat madinah amat patuh kepada peraturan pemerintahan yang dipetik dari
ajaran agamanya. Soal halal dan haram, soal hak milik dan hubungan baik sesama
manusia adalah menjadi pedoman hidup mereka. Mereka tak membeda-bedakan antara
peraturan pemerintah dan peraturan agama, bahkan mereka meyakinkan bahwa ajaran
agama lah yang melahirkan pemerintahan dan agama islam, seterusnya seluruh
peraturan pemerintah diciptakan oleh syari’at islam. Berdasarkan itu kepatuhan
rakyat kepada hokum dan norma islam adalah kepatuhan lahir dan bathin yang
betul-betul timbul dari hati sanubari dan keimanan.
DAFTAR PUSTAKA
Murodi, sejarah kebudayaan islam,
Toha Putra, Semarang,2009
Maksum, Tokoh-tokohI
slam Karismatik Pasca Rasulullah SAW, Nur Insani Jakarta,2003
Amru Khalid, Jejak
Para Khalifah Abu Bakar,Umar,Usman,dan Ali, Aqwam,2007
Tidak ada komentar:
Posting Komentar