BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Dinasti
Murabithun pada mulanya adalah sebuah gerakan agama yang didirikan oleh Yusuf
ibn Tasyfin di Afrika Utara. Pada tahun 1062 M ia berhasil mendirikan
sebuah kerajaan yang berpusat di Marakesy. Ia masuk ke Spanyol atas
"undangan" penguasa-penguasa Islam di sana yang tengah memikul beban
berat perjuangan mempertahankan negeri-negerinya dari serangan-serangan
orang-orang Kristen.
Ia
dan tentaranya memasuki Spanyol pada tahun 1086 M dan berhasil mengalahkan
pasukan Castilia. Karena perpecahan di kalangan raja-raja muslim, Yusuf
melangkah lebih jauh untuk menguasai Spanyol dan ia berhasil untuk itu. Akan
tetapi, penguasa-penguasa sesudah ibn Tasyfin adalah raja-raja
yang lemah. Pada tahun 1143 M, kekuasaan dinasti ini berakhir, baik di Afrika
Utara maupun di Spanyol dan digantikan oleh dinasti Muwahhidun. Pada masa
dinasti Murabithun, Saragossa jatuh ke tangan Kristen, tepatnya tahun 1118 M.
Di
Spanyol sendiri, sepeninggal dinasti ini, pada mulanya muncul kembali
dinasti-dinasti kecil, tapi hanya berlangsung tiga tahun. Pada tahun 1146 M
penguasa dinasti Muwahhidun yang berpusat di Afrika Utara merebut daerah ini.
Muwahhidun didirikan oleh Muhammad ibn Tumart (w. 1128). Dinasti ini datang ke
Spanyol di bawah pimpinan Abd al-Mun'im. Antara tahun 1114 dan 1154 M,
kota-kota muslim penting, Cordova, Almeria, dan Granada, jatuh ke bawah
kekuasaannya. Untuk jangka beberapa dekade, dinasti ini mengalami banyak
kemajuan. Kekuatan-kekuatan Kristen dapat dipukul mundur. Akan tetapi tidak
lama setelah itu, Muwahhidun mengalami keambrukan.
Pada
tahun 1212 M, tentara Kristen memperoleh kemenangan besar di Las Navas de
Tolesa. Kekalahan-kekalahan yang dialami Muwahhidun menyebabkan penguasanya
memilih untuk meninggalkan Spanyol dan kembali ke Afrika Utara tahun 1235 M.
Keadaan Spanyol kembali runyam, berada di bawah penguasa-penguasa kecil. Dalam
kondisi demikian, umat Islam tidak mampu bertahan dari serangan-serangan
Kristen yang semakin besar. Tahun 1238 M Cordova jatuh ke tangan penguasa
Kristen dan Seville jatuh tahun 1248 M. Seluruh Spanyol kecuali Granada lepas
dari kekuatan Islam.
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Murabithun
atau Al Murawiyah di Afrika Utara dan Spanyol (1056-1147 M)
Dinasti Murabithun berasal dari
salah satu kabilah Barbar Lamtuna, yang pada awlnya Murabithun adalah suatu
gerakan pemurnian Islam dalam bentuk tarekat yang dikembangkan melalui ribat
pesantren, yang akhirnya berkembang menjadi suatu kekuatan politik dengan
mendirikan Dinasti Murabithun.[1]
Murabithun atau Al–Murawiyah
merupakan salah satu Dinasti Islam yang berkuasa di Maghrib. Nama Al-
Murabithun berkaitan dengan nama tempat tinggal mereka yang pada awalnya mereka
menempati Ribat (sejenis surau). Asal-usul dinasi ini dari Lemtuna, salahsatu
dari suku Sanhaja, Mereka juga disebut al-Mulassimun (orang-orang bercadar).[2]
Pada abad kesebelas pemimpin
Sanhaja, Yahya bin Ibrahim, melaksanakan ibadah haji ke Makkah. Dan
sekembalinya dari Arabia, ia mengundang Abdullah bin Yasin seorang alim
terkenal di Maroko, untuk membina kaumnya dengan keagamaan yang baik, kemudian
beliau dibantu oleh Yahya bin Umar dan saudaranya Abu Bakar bin Umar.
Perkumpulan ini berkembang dengan cepat , sehingga dapat menghimpun sekitar
1000 orang pengikut.
Di bawah pimpinan Abdullah bin Yasin
dan komando militer Yahya bin Umar mereka berhasil memperluas wilayah
kekuasaannya sampai ke Wadi Dara, dan kerajaan Sijil Mast yang dikuasai oleh
Mas’ud bin Wanuddin. Ketika Yahya bin Umar meninggal Dunia, jabatannya diganti
oleh saudaranya, Abu Bakar bin Umar, kemudian ia menaklukkan daerah Sahara
Maroko. Setelah diadakan penyerangan ke Maroko tengah dan selatan selanjutnya
menyerang suku Barghawata yang menganut paham bid’ah. Dalam penyerangan ini
Abdullah bin Yasin wafat (1059 M). Sejak saat itu Abu Bakar memegang kekuasaan
secara penuh dan ia berhasil mengembangkannya.[3]
Abu Bakar berhasil menaklukkan
daerah Utara Atlas Tinggi dan akhirnya pada tahun 1070 M, ia dapat menaklukkan
daerah Marrakech (Maroko). Kemudian ia mendapat beritabahwa Buluguan, Raja Kala
dari Bani Hammad mengadakan penyerangan ke Maghrib dengan melibatkan kaum Sanhaja.
Mendengar berita itu ia kembali ke Sanhaja untuk menegakkan perdamaian. Setelah
berhasil memadamkan, ia menyerahkan kekuasaanya kepada Yusuf bin Tasyfin (2
September 1107), kemudian ia mengatakan bahwa Maroko di bawah kekuasaannya.
Pada tahun 1062 M, Yusuf bin tasyfin
mendirikan ibu kota di Maroko. Dia berhasil menaklukkan Fez (1070 M) dan
Tangier (1078 M). Pada tahun 1080-1082 M, ia berhasil meluaskan wilayah sampai
ke Al Jazair. Dia mengangkat para pejabat Al-Murabithun untuk menduduki jabatan
Gubernur pada wilayah taklukannya, sementara ia memerintah di Maroko.
Yusuf bin Tasfin meninggalkan Afrika
pada tahun 1086 M dan memperoleh kemenangan besar atas Alfonso VI (Raja Castile
Leon) dan Yusuf bin Tasfin mendapat dukungan dari Muluk At-Thawa’if dalam
pertempuran di Zallaqah. Ketika Yusuf bin Tasfin meninggal Dunia, ia mewariskan
kepada anaknya, Abu Yusuf bin Tasyfin. Warisan itu berupa kerajaan yang luas
dan besar terdiri dari negeri-negeri Maghrib, bagian Afrika dan Spanyol. Ali ibn
Yusuf melanjutkan politik pendahulunya dan berhasil mengalahkan anak Alfonso VI
(1108 M). Kemudian ia ke Andalusia merampas Talavera Dela Rein. Lambat laun Dinasti
Al- Murabithun mengalami kemunduran dalam memperluas wilayah. Kemudian Ali mengalami
kekalahan pertempuran di Cuhera (1129 M). kemudain ia mengangkat anaknya Tasyfin
bin Ali menjadi Gubernur Granada dan Almeria. Hal ini dilakukan sebagai upaya
untuk menguatkan moral kaum Murabithun untuk mempertahankan serangan dari raja
Alfonso VII. Dinasti Al- Murabithun memegang kekuasan selama 90 tahun, dengan
enam orang penguasa yaitu :
1. Abu Bakar bin Umar (1056-1061 M)
2. Yusuf bin Tasyfin (1061-1107 M)
3. Ali bin Yusuf (1107-1143 M)
4. Tasyfin bin Ali (1143-1145 M)
5. Ibrahim bin Tasfin
6. Ishak bin Ali.[4]
Masa terahir Dinasti Al-Murabithun
tatkala dikalahkan oleh Dinasti Muwahiddun yang dipimpin oleh Abdul Mun’im.
Dinasti Muwahiddun menaklukkan Maroko pada tahun 1146-1147 M yang ditandai
dengan terbunuhnya penguasa Al-Murabithun yang terakhir, Ishak bin Ali.
Ketika kekuasaan Bani Umayah Spanyol
pecah, ada suatu kekuatan yang baru muncul di Afrika Barat. Para ketua Muslim
di Spanyol melupakan perbedaan mereka. Pada saat yang kritis itu dan meminta
bantuan kepada Yusuf ibn Tasyfin, Raja al-Murabithun di Afrika Barat. Yusuf menanggapi
permintaan mereka dan menyebrang ke Spanyol pada tahun 1086 M. Pasukan Gabungan
itu bertemu dengan pasukan Alfanso di Zalaqah. Dalam pertempuran itu Alfanso
dikalahkan. Kemenangan ini membuat Yusuf menjadi Raja. Akan tetapi tidak lama
memerintah beliau wafat, dan di ganti oleh anaknya Abul Hasan. Abul Hasan mempunyai
kekuatan yang luar biasa, Dia mengalahkan orang KRISTEN dalam beberapa
pertempuran selama pemerintahannya. Kekuatan lainnya bernama al Muahhidun di
Afrika.
Kekuasaan Dinasti Murabithun di
Spanyol hanya berlangsung sampai tahun 1149 M. Ketika Yusuf bin Tasyfin
meninggal, ia digantikan oleh putranya Alif bin Yusuf yang selalu disibukkan oleh
usaha untuk menumpas pemberontakan, maka lambat laun Murabithun pun mundur.
Para penggantinya pun bukanlah orang-orang yang cakap, sehingga kekuasaan
Dinasti ini dapat diambil oleh Dinasti Muwahhidun, disamping adanya serangan
dari pihak Nasrani, yang pada masa ini telah berhasil merebut beberapa daerah
kekuasaan Islam seperti Castile, Barcelona, dan beberapa daerah lainnya.[5]
BAB
III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Murabithun atau Al–Murawiyah
merupakan salah satu Dinasti Islam yang berkuasa di Maghrib. Nama Al-Murabithun
berkaitan dengan nama tempat tinggal mereka yang pada awalnya mereka menempati
Ribat (sejenis surau). Asal-usul dinasi ini dari Lemtuna, salahsatu dari suku
Sanhaja, Mereka juga disebut al-Mulassimun (orang-orang bercadar).
Di bawah pimpinan Abdullah bin Yasin
dan komando militer Yahya bin Umar mereka berhasil memperluas wilayah kekuasaannya
sampai ke Wadi Dara, dan kerajaan Sijil Mast yang dikuasai oleh Mas'ud bin
Wanuddin. Ketika Yahya bin Umar meninggal Dunia, jabatannya diganti oleh
saudaranya, Abu Bakar bin Umar, kemudian ia menaklukkan daerah Sahara Maroko.
Setelah diadakan penyerangan ke Maroko tengah dan selatan.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.scribd.com/doc/33459796/2-Sejarah-Peradaban-Islam-di Andalusia-Spanyol
Amin Syamsul Munir,2009, Sejarah
Peradaban Islam, Jakarta : Amzah.
Syaikh Shafiyyurrahman
al-Mubarakfury, Sirah Nabawiyah, Pustaka Al-Kautsar.
Dr.
H. Murodi, MA, sejarah kebudayaan islam, Jakarta: PT. Karya Toha Putra
2007
Drs.
Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam, PT. Raja Grafindo persada, Jakarta, 1997.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar