Total Tayangan Halaman

Selasa, 12 Juni 2012

dinasti murabithun


BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Dinasti Murabithun pada mulanya adalah sebuah gerakan agama yang didirikan oleh Yusuf ibn Tasyfin di Afrika Utara. Pada tahun 1062 M ia berhasil mendirikan sebuah kerajaan yang berpusat di Marakesy. Ia masuk ke Spanyol atas "undangan" penguasa-penguasa Islam di sana yang tengah memikul beban berat perjuangan mempertahankan negeri-negerinya dari serangan-serangan orang-orang Kristen.
Ia dan tentaranya memasuki Spanyol pada tahun 1086 M dan berhasil mengalahkan pasukan Castilia. Karena perpecahan di kalangan raja-raja muslim, Yusuf melangkah lebih jauh untuk menguasai Spanyol dan ia berhasil untuk itu. Akan tetapi, penguasa-penguasa sesudah ibn Tasyfin adalah raja-raja yang lemah. Pada tahun 1143 M, kekuasaan dinasti ini berakhir, baik di Afrika Utara maupun di Spanyol dan digantikan oleh dinasti Muwahhidun. Pada masa dinasti Murabithun, Saragossa jatuh ke tangan Kristen, tepatnya tahun 1118 M.
Di Spanyol sendiri, sepeninggal dinasti ini, pada mulanya muncul kembali dinasti-dinasti kecil, tapi hanya berlangsung tiga tahun. Pada tahun 1146 M penguasa dinasti Muwahhidun yang berpusat di Afrika Utara merebut daerah ini. Muwahhidun didirikan oleh Muhammad ibn Tumart (w. 1128). Dinasti ini datang ke Spanyol di bawah pimpinan Abd al-Mun'im. Antara tahun 1114 dan 1154 M, kota-kota muslim penting, Cordova, Almeria, dan Granada, jatuh ke bawah kekuasaannya. Untuk jangka beberapa dekade, dinasti ini mengalami banyak kemajuan. Kekuatan-kekuatan Kristen dapat dipukul mundur. Akan tetapi tidak lama setelah itu, Muwahhidun mengalami keambrukan.
Pada tahun 1212 M, tentara Kristen memperoleh kemenangan besar di Las Navas de Tolesa. Kekalahan-kekalahan yang dialami Muwahhidun menyebabkan penguasanya memilih untuk meninggalkan Spanyol dan kembali ke Afrika Utara tahun 1235 M. Keadaan Spanyol kembali runyam, berada di bawah penguasa-penguasa kecil. Dalam kondisi demikian, umat Islam tidak mampu bertahan dari serangan-serangan Kristen yang semakin besar. Tahun 1238 M Cordova jatuh ke tangan penguasa Kristen dan Seville jatuh tahun 1248 M. Seluruh Spanyol kecuali Granada lepas dari kekuatan Islam.


















BAB II
PEMBAHASAN
A. Murabithun atau Al Murawiyah di Afrika Utara dan Spanyol (1056-1147 M)  
Dinasti Murabithun berasal dari salah satu kabilah Barbar Lamtuna, yang pada awlnya Murabithun adalah suatu gerakan pemurnian Islam dalam bentuk tarekat yang dikembangkan melalui ribat pesantren, yang akhirnya berkembang menjadi suatu kekuatan politik dengan mendirikan Dinasti Murabithun.[1]
Murabithun atau Al–Murawiyah merupakan salah satu Dinasti Islam yang berkuasa di Maghrib. Nama Al- Murabithun berkaitan dengan nama tempat tinggal mereka yang pada awalnya mereka menempati Ribat (sejenis surau). Asal-usul dinasi ini dari Lemtuna, salahsatu dari suku Sanhaja, Mereka juga disebut al-Mulassimun (orang-orang bercadar).[2]
Pada abad kesebelas pemimpin Sanhaja, Yahya bin Ibrahim, melaksanakan ibadah haji ke Makkah. Dan sekembalinya dari Arabia, ia mengundang Abdullah bin Yasin seorang alim terkenal di Maroko, untuk membina kaumnya dengan keagamaan yang baik, kemudian beliau dibantu oleh Yahya bin Umar dan saudaranya Abu Bakar bin Umar. Perkumpulan ini berkembang dengan cepat , sehingga dapat menghimpun sekitar 1000 orang pengikut.
Di bawah pimpinan Abdullah bin Yasin dan komando militer Yahya bin Umar mereka berhasil memperluas wilayah kekuasaannya sampai ke Wadi Dara, dan kerajaan Sijil Mast yang dikuasai oleh Mas’ud bin Wanuddin. Ketika Yahya bin Umar meninggal Dunia, jabatannya diganti oleh saudaranya, Abu Bakar bin Umar, kemudian ia menaklukkan daerah Sahara Maroko. Setelah diadakan penyerangan ke Maroko tengah dan selatan selanjutnya menyerang suku Barghawata yang menganut paham bid’ah. Dalam penyerangan ini Abdullah bin Yasin wafat (1059 M). Sejak saat itu Abu Bakar memegang kekuasaan secara penuh dan ia berhasil mengembangkannya.[3]
Abu Bakar berhasil menaklukkan daerah Utara Atlas Tinggi dan akhirnya pada tahun 1070 M, ia dapat menaklukkan daerah Marrakech (Maroko). Kemudian ia mendapat beritabahwa Buluguan, Raja Kala dari Bani Hammad mengadakan penyerangan ke Maghrib dengan melibatkan kaum Sanhaja. Mendengar berita itu ia kembali ke Sanhaja untuk menegakkan perdamaian. Setelah berhasil memadamkan, ia menyerahkan kekuasaanya kepada Yusuf bin Tasyfin (2 September 1107), kemudian ia mengatakan bahwa Maroko di bawah kekuasaannya.
Pada tahun 1062 M, Yusuf bin tasyfin mendirikan ibu kota di Maroko. Dia berhasil menaklukkan Fez (1070 M) dan Tangier (1078 M). Pada tahun 1080-1082 M, ia berhasil meluaskan wilayah sampai ke Al Jazair. Dia mengangkat para pejabat Al-Murabithun untuk menduduki jabatan Gubernur pada wilayah taklukannya, sementara ia memerintah di Maroko.
Yusuf bin Tasfin meninggalkan Afrika pada tahun 1086 M dan memperoleh kemenangan besar atas Alfonso VI (Raja Castile Leon) dan Yusuf bin Tasfin mendapat dukungan dari Muluk At-Thawa’if dalam pertempuran di Zallaqah. Ketika Yusuf bin Tasfin meninggal Dunia, ia mewariskan kepada anaknya, Abu Yusuf bin Tasyfin. Warisan itu berupa kerajaan yang luas dan besar terdiri dari negeri-negeri Maghrib, bagian Afrika dan Spanyol. Ali ibn Yusuf melanjutkan politik pendahulunya dan berhasil mengalahkan anak Alfonso VI (1108 M). Kemudian ia ke Andalusia merampas Talavera Dela Rein. Lambat laun Dinasti Al- Murabithun mengalami kemunduran dalam memperluas wilayah. Kemudian Ali mengalami kekalahan pertempuran di Cuhera (1129 M). kemudain ia mengangkat anaknya Tasyfin bin Ali menjadi Gubernur Granada dan Almeria. Hal ini dilakukan sebagai upaya untuk menguatkan moral kaum Murabithun untuk mempertahankan serangan dari raja Alfonso VII. Dinasti Al- Murabithun memegang kekuasan selama 90 tahun, dengan enam orang penguasa yaitu :
1. Abu Bakar bin Umar (1056-1061 M)
2. Yusuf bin Tasyfin (1061-1107 M)
3. Ali bin Yusuf (1107-1143 M)
4. Tasyfin bin Ali (1143-1145 M)
5. Ibrahim bin Tasfin
6. Ishak bin Ali.[4]
Masa terahir Dinasti Al-Murabithun tatkala dikalahkan oleh Dinasti Muwahiddun yang dipimpin oleh Abdul Mun’im. Dinasti Muwahiddun menaklukkan Maroko pada tahun 1146-1147 M yang ditandai dengan terbunuhnya penguasa Al-Murabithun yang terakhir, Ishak bin Ali.
Ketika kekuasaan Bani Umayah Spanyol pecah, ada suatu kekuatan yang baru muncul di Afrika Barat. Para ketua Muslim di Spanyol melupakan perbedaan mereka. Pada saat yang kritis itu dan meminta bantuan kepada Yusuf ibn Tasyfin, Raja al-Murabithun di Afrika Barat. Yusuf menanggapi permintaan mereka dan menyebrang ke Spanyol pada tahun 1086 M. Pasukan Gabungan itu bertemu dengan pasukan Alfanso di Zalaqah. Dalam pertempuran itu Alfanso dikalahkan. Kemenangan ini membuat Yusuf menjadi Raja. Akan tetapi tidak lama memerintah beliau wafat, dan di ganti oleh anaknya Abul Hasan. Abul Hasan mempunyai kekuatan yang luar biasa, Dia mengalahkan orang KRISTEN dalam beberapa pertempuran selama pemerintahannya. Kekuatan lainnya bernama al Muahhidun di Afrika.
Kekuasaan Dinasti Murabithun di Spanyol hanya berlangsung sampai tahun 1149 M. Ketika Yusuf bin Tasyfin meninggal, ia digantikan oleh putranya Alif bin Yusuf yang selalu disibukkan oleh usaha untuk menumpas pemberontakan, maka lambat laun Murabithun pun mundur. Para penggantinya pun bukanlah orang-orang yang cakap, sehingga kekuasaan Dinasti ini dapat diambil oleh Dinasti Muwahhidun, disamping adanya serangan dari pihak Nasrani, yang pada masa ini telah berhasil merebut beberapa daerah kekuasaan Islam seperti Castile, Barcelona, dan beberapa daerah lainnya.[5]





















BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Murabithun atau Al–Murawiyah merupakan salah satu Dinasti Islam yang berkuasa di Maghrib. Nama Al-Murabithun berkaitan dengan nama tempat tinggal mereka yang pada awalnya mereka menempati Ribat (sejenis surau). Asal-usul dinasi ini dari Lemtuna, salahsatu dari suku Sanhaja, Mereka juga disebut al-Mulassimun (orang-orang bercadar).
Di bawah pimpinan Abdullah bin Yasin dan komando militer Yahya bin Umar mereka berhasil memperluas wilayah kekuasaannya sampai ke Wadi Dara, dan kerajaan Sijil Mast yang dikuasai oleh Mas'ud bin Wanuddin. Ketika Yahya bin Umar meninggal Dunia, jabatannya diganti oleh saudaranya, Abu Bakar bin Umar, kemudian ia menaklukkan daerah Sahara Maroko. Setelah diadakan penyerangan ke Maroko tengah dan selatan.







DAFTAR PUSTAKA
Amin Syamsul Munir,2009, Sejarah Peradaban Islam, Jakarta : Amzah.
Syaikh Shafiyyurrahman al-Mubarakfury, Sirah Nabawiyah, Pustaka Al-Kautsar.
Dr. H. Murodi, MA, sejarah kebudayaan islam, Jakarta: PT. Karya Toha Putra 2007
Drs. Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam, PT. Raja Grafindo persada, Jakarta, 1997.





[2]  Drs. Syamsul Munir Amin, M.A, Sejarah Peradaban Islam, Jakarta: hal. 268
[3]  Drs. Syamsul Munir Amin, M.A, Sejarah Peradaban Islam, Jakarta: hal. 270

Tidak ada komentar:

Posting Komentar