Total Tayangan Halaman

Senin, 02 April 2012

peradaban


BAB I
PENDAHULUAN
            Semua unsur peradaban itu dilebur menjadi satu dalam wadah materialism, rasionalisme, empirisme dan hedonistik yang mengesampingkan realitas spiritual manusia. Karena itu, karakteristik peradaban barat mengandung nilai yang saling kontradiksi, syarat dengan yang dikotomi dengan konsekuensi sekularisme menjadi keharusan bagi mereka. Dan pada perkembangan selanjutnya, dominasi paham materialisme yang mewarnai peradaban barat modern dengan pencapaian ilmu dan teknologi ternyata tidak bisa memecahkan banyak masalah kehidupan.
            Nabi Muhammad SAW. Telah memberikan keteladanan, bagaimana menjadikan suatu bangsa berjaya dengan menanam akidah, akhlak dan mu’amalah sebagai empirisasi dari kehendak allah SWT. suatu realita sejarah yang sulit dibantah bahwa islam diturunkan ke dunia untuk menuntun manusia dalam menjalani evolusi kebudayaan di dalam era dinamis sejak abad ke-7. Misi islam adalah untuk menghela dunia dan manusia dalam menjalani alam dinamis.
            Adapun perintah-perintah untuk maju adalah : orientasi kemasa depan, dan memajukan ilmu pengetahuan. Inilah perintah-perintah allah SWT. melalui kelahiran agama islam dan kelahiran Nabi Muhammad SAW. Sebagai empirisasi kehendak-Nya itu berupa satu ajaran yang memikul tugas untuk menuntun dan mengarahkan manusia dalam evolusi peradabannya, sampai bentuk yang paling modern sekali pun.
            Semoga apa yang tersaji dalam makalah ini memberi manfaat dan paling tidak menambah wawasan pengetahuan bagi kita semua.
            Amin , Ya Rabbal ‘alamin





BAB II
PEMBAHASAN
A.    Definisi Sejarah Peradaban Islam
1.      Sejarah Pengertian Sejarah secara etimologis berasal dari kata arab "syajarah" yang mempunyai arti "pohon kehidupan". Dalam bahasa Asing lainnya, peristilahan sejarah disebut histore (Perancis), geschicte (Jerman), histoire atau geschiedenis (Belanda), dan history (Ingris). Definisi secara umum kata history berarti “masa lampau ummat manusia”. Dalam bahasa jerman  Geschicte, berasal dari kata Geschehen yang berarti terjadi, sedangkan dalam bahasa arab disebut Tarikh, berasal dari akar kata ta’rikh dan taurikh yang berarti pemberitahuan tentang waktu dan kadangkala kata tarikhusy-syay-I menunjukkan arti pada tujuan masa berakhirnya suatu peristiwa.[1]
Menurut Ibn Khaldun, sejarah ialah menunjuk kepada peristiwa-peristiwa istimewa atau penting pada waktu atau ras tertentu. Sedangkan menurut Al-Maqrizi, bahwa sejarah ialah memberikan informasi tentang sesuatu yang pernah terjadi di dunia. Meskipun terdapat perbedaaan dalam penekanan teorinya namun mereka sepakat, bahwa sejarah adalah masa lalu yang tidak hanya sekedar memberi informasi tentang terjadinya peristiwa, tetapi juga memberi interpretasi yang terjadi dengan melihat kepada hukum kausalita.[2]
2.      Peradaban, Kata Peradaban seringkali diberi arti yang sama dengan kebudayaan. Ada juga yang mengatakan Peradaban berbeda dengan budaya. Di dalam Bahasa Inggris terdapat perbedaan pengertian antara kedua istilah tersebut. Istilah Civilization untuk Peradaban dan Culture untuk kebudayaan. Demikian pula dalam Bahasa Arab dibedakan antara kata Tsaqafah (kebudayaan), kata Hadharah (kemajuan), dan Tamaddun (Peradaban).
Kami lebih setuju jika peradaban di katakan berbeda dengan kebudayaan. Karena menurut ahli antropolog Dehaan, peradaban merupakan lawan dari kebudayaan. Peradaban ialah seluruh kehidupan sosial, politik,ekonomi dan teknologi. Jadi peradaban adalah semua bidang kehidupan untuk kegunaan praktis. Sebaliknya kebudayaan adalah semua yang berasal dari hasrat dan gairah yang lebih tinggi dan murni yang berada di atas tujuan praktis dalam hubungan masyarakat, misalnya musik, seni, agama, ilmu, filsafat dan lain-lain.
Menurut A.A. Fyzee, Peradaban (civilization) dapat diartikan dalam hubungannya dengan kewarganegaraan karena berasal dari kata civies (Latin) atau civil (Inggris) yang berarti seorang warganegara yang berkemajuan. Dalam hal ini Peradaban diartikan dalam dua cara:
(1) proses menjadi berkeadaban, dan
(2) suatu masyarakat manusia yang sudah berkembang atau maju.
Peradaban Islam memiliki tiga pengertian yang berbeda. Pertama, kemajuan dan tingkat kecerdasan akal yang dihasilkan dalam suatu periode kekuasaan Islam mulai dari periode Nabi Muhammad Saw. sampai perkembangan kekuasaan sekarang; kedua, hasil-hasil yang dicapai oleh umat Islam dalam lapangan kesusasteraan, Ilmu Pengetahuan dan kesenian; ketiga, kemajuan politik atau kekuasaan Islam yang berperan melindungi pandangan hidup Islam terutama dalam hubungannya dengan ibadah-ibadah, penggunaan bahasa, dan kebiasaan hidup kemasyarakatan. Muntoha mengatakan, Peradaban Islam adalah kesopanan, akhlak, tata krama, dan juga sastra yang diatur sesuai syari’at Islam. Al-Hujwiri menegaskan peradaban islam adalah suatu pelajaran dan pendidikan tentang kebajikan yang merupakan bagian dari sandi keimanan.[3]
3.      Islam, Menurut bahasa kata islam berasal dari bahasa Arab, “salama” yang isim masydarnya “Islaman” berarti selamat. Sedangkan menurut istilah islam adalah agama yang ajaran-ajarannya diwahyukan Tuhan kepada masyarakat manusia melalui Nabi Muhammad SAW. Sebagai rasul Nabi Muhammad membawa Islam pada hakikatnya terdapat ajaran-ajaran yang bukan hanya mengenai satu segi, tetapi mengenai berbagai segi dari kehidupan manusia.
4.      Sejarah Peradaban Islam, Sejarah Peradaban Islam diartikan sebagai perekembangan atau kemajuan kebudayaan dalam Islam perspektif sejarahnya, dan Peradaban Islam mempunyai berbagai macam pengetian lain diantaranya :
Pertama : Sejarah Peradaban Islam merupakan kemajuan dan tingkat kecerdasan akal yang di hasilkan dalam satu periode kekuasaan Islam mulai dari periode Nabi Muhammad SAW sampai perkembangan kekuasaan Islam sekarang.
Kedua : Sejarah Peradaban Islam merupakan hasil hasil yang dicapai oleh ummat Islam dalam lapangan kesustraan, ilmu pengetahuan dan kesenian.
Ketiga : Sejarah Peradaban Islam merupakan kemajuan politik atau kekuasaan Islam yang berperan melindungi pandangan hidup Islam terutama dalam hubungannya dengan ibadah ibadah, penggunaan bahasa, dan kebiasaan hidup bermasyarakat.[4]
B.     SYARAT-SYARAT ILMU PENGETAHUAN
Berbeda dengan Pengetahuan, Ilmu merupakan Pengetahuan khusus dimana seseorang mengetahui apa penyebab sesuatu dan mengapa. Ada persyaratan ilmiah sesuatu dapat disebut sebagai Ilmu. Sifat ilmiah sebagai persyaratan Ilmu banyak terpengaruh paradigma Ilmu-ilmu alam yang telah ada lebih dahulu.
1.      Obyektif
Ilmu harus memiliki obyek kajian yang terdiri dari satu golongan masalah yang sama sifat hakikatnya, tampak dari luar maupun bentuknya dari dalam. Obyeknya dapat bersifat ada, atau mungkin ada karena masih harus diuji keberadaannya. Dalam mengkaji obyek, yang dicari adalah kebenaran, yakni persesuaian antara tahu dengan obyek, dan karenanya disebut kebenaran obyektif; bukan subyektif berdasarkan subyek peneliti atau subyek penunjang penelitian.
2.      Metodis
Metodis adalah upaya-upaya yang dilakukan untuk meminimalisasi kemungkinan terjadinya penyimpangan dalam mencari kebenaran. Konsekuensi dari upaya ini adalah harus terdapat cara tertentu untuk menjamin kepastian kebenaran. Metodis berasal dari kata Yunani “Metodos” yang berarti: cara, jalan. Secara umum metodis berarti metode tertentu yang digunakan dan umumnya merujuk pada metode ilmiah.
3.      Sistematis.
Dalam perjalanannya mencoba mengetahui dan menjelaskan suatu obyek, Ilmu harus terurai dan terumuskan dalam hubungan yang teratur dan logis sehingga membentuk suatu sistem yang berarti secara utuh, menyeluruh, terpadu, mampu menjelaskan rangkaian sebab akibat menyangkut obyeknya. Pengetahuan yang tersusun secara sistematis dalam rangkaian sebab akibat merupakan syarat Ilmu yang ketiga.
4.      Universal.
Kebenaran yang hendak dicapai adalah kebenaran universal yang bersifat umum (tidak bersifat tertentu). Contoh: semua segitiga bersudut 180ยบ. Karenanya universal merupakan syarat Ilmu yang keempat. Belakangan Ilmu-ilmu sosial menyadari kadar ke umuman (universal) yang dikandungnya berbeda dengan Ilmu-ilmu alam mengingat obyeknya adalah tindakan manusia. Karena itu untuk mencapai tingkat universalitas dalam Ilmu-ilmu sosial, harus tersedia konteks dan tertentu pula.[5]
C.     Kegunaan / Manfaat Mempejari Sejarah Peradaban Islam
1. kegunaan Edukatif
kegunaan sejarah yang pertama adalah sebagai edukatif atau pelajaran. Banyak manusia yang belajar dari sejarah belajar dari pengalaman yang pernah dilakukan. Pengalaman tidak hanya terbatas pada pengalaman yang dialaminya sendiri, melainkan juga dari generasi sebelumnya.manusia melalui belajar dari sejarah dapat mengembangkan potensinya. Kesalahan pada masa lampau baik kesalahan sendiri maupun kesalahan orang lain coba dihindari.
2. Kegunaan Inspiratif
Kegunaan sejarah yang kedua adalah sebagai inspiratif. Berbagai kisah sejarah dapat memberikan inspirasi pada pembaca dan pendengarnya. Belajar dari kebangkitan nasional yang dipelopori oleh bedirinya organisasi perjuangan yang modern di awal abad ke-20, masyarakat Indonesia sekarang berusaha mengembangkan kebangkitan nasional yang ke-2. Pada kebangkitan nasional yang pertama, bangsa indonesia berusaha merebut kemerdekaan yang sekarang ini sudah dirasakan hasilnya.
3. Kegunaan Rekreatif
kegunaan sejarah yang ketiga adalah sebagai kegunaan rekreatif. Kegunaan sejarah sebagai kisah dapat memberi suatu hiburan yang segar, melalui penulisan kisah sejarah yang menarik pembaca dapat terhibur. Gaya penulisan yang hidup dan komunikatif dari beberapa sejarawan terasa mampu “menghipnotis” pembaca. Pembaca akan merasa nyaman membaca tulisan dari sejarawan. Konsekuensi rasa senang dan daya tarik penulisan kisah sejarah tersebut membuat pembaca menjadi senang. Membaca menjadi media hiburan dan rekreatif. Membaca telah menjadi bagian dari kesenangan. Membaca telah dirasakan sebagai suatu kebutuhan, yaitu kebutuhan yang untuk rekreatif.[6]













ANALISIS MAKALAH
            Menurut analisa saya sejarah peradaban islam merupakan cerminan masa lampau yang harus kita lestarikan untuk dijadikan pedoman atau pelajaran bagi masa kini dan masa yang akan datang.
            Zaman peradaban islam dimulai pada masa jahiliyah,yang mana pada waktu itu masyarakat bisa dikatakan bodoh. Karena masyarakat pada waktu itu tidak memiliki norma-norma yang bisa dijadikan pegangan bagi mereka.

















DAFTAR PUSTAKA
2.       Azyumardi. 2002. Pendidikan Islam.PT Logos Wacana Ilmu: Jakarta
3.       Siti Maryam.2003. Sejarah Peradaban Islam dari Masa Klasik Hingga Modern. Lesfi Yogyakarta: Yogyakarta
6.       http://hapbiker.wordpress.com/15/10/2009/manfaat-mempelajari-sejarah/



[1] http://hitsuke.blogspot.com/2009/03/Pengertian -Sejarah-Peradaban-Islam.html
[2] Azyumardi. 2002. Pendidikan Islam.PT Logos Wacana Ilmu: Jakarta
[3] Siti Maryam.2003. Sejarah Peradaban Islam dari Masa Klasik Hingga Modern. Lesfi Yogyakarta: Yogyakarta

[4] http://elvanarticle.blogspot.com/15/10/2009/sejarah-peradaban-islam.html

[5] http://id.wikipedia.com/15/10/2009/wiki/Ilmu.
[6] http://hapbiker.wordpress.com/15/10/2009/manfaat-mempelajari-sejarah/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar