BAB I
PENDAHULUAN
Semua unsur peradaban itu dilebur
menjadi satu dalam wadah materialism, rasionalisme, empirisme dan hedonistik
yang mengesampingkan realitas spiritual manusia. Karena itu, karakteristik
peradaban barat mengandung nilai yang saling kontradiksi, syarat dengan yang
dikotomi dengan konsekuensi sekularisme menjadi keharusan bagi mereka. Dan pada
perkembangan selanjutnya, dominasi paham materialisme yang mewarnai peradaban
barat modern dengan pencapaian ilmu dan teknologi ternyata tidak bisa
memecahkan banyak masalah kehidupan.
Nabi Muhammad SAW. Telah memberikan
keteladanan, bagaimana menjadikan suatu bangsa berjaya dengan menanam akidah,
akhlak dan mu’amalah sebagai empirisasi dari kehendak allah SWT. suatu realita
sejarah yang sulit dibantah bahwa islam diturunkan ke dunia untuk menuntun
manusia dalam menjalani evolusi kebudayaan di dalam era dinamis sejak abad
ke-7. Misi islam adalah untuk menghela dunia dan manusia dalam menjalani alam
dinamis.
Adapun perintah-perintah untuk maju
adalah : orientasi kemasa depan, dan memajukan ilmu pengetahuan. Inilah
perintah-perintah allah SWT. melalui kelahiran agama islam dan kelahiran Nabi
Muhammad SAW. Sebagai empirisasi kehendak-Nya itu berupa satu ajaran yang
memikul tugas untuk menuntun dan mengarahkan manusia dalam evolusi
peradabannya, sampai bentuk yang paling modern sekali pun.
Semoga apa yang tersaji dalam
makalah ini memberi manfaat dan paling tidak menambah wawasan pengetahuan bagi
kita semua.
Amin , Ya Rabbal ‘alamin
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Definisi Sejarah Peradaban Islam
1. Sejarah Pengertian
Sejarah secara etimologis berasal dari kata arab "syajarah" yang
mempunyai arti "pohon kehidupan". Dalam bahasa Asing lainnya,
peristilahan sejarah disebut histore (Perancis), geschicte (Jerman), histoire
atau geschiedenis (Belanda), dan history (Ingris). Definisi secara umum kata history berarti “masa lampau ummat
manusia”. Dalam bahasa jerman Geschicte,
berasal dari kata Geschehen yang berarti terjadi, sedangkan dalam bahasa arab
disebut Tarikh, berasal dari akar
kata ta’rikh dan taurikh yang berarti pemberitahuan tentang waktu dan
kadangkala kata tarikhusy-syay-I menunjukkan arti pada tujuan masa berakhirnya
suatu peristiwa.[1]
Menurut
Ibn Khaldun, sejarah ialah menunjuk kepada peristiwa-peristiwa istimewa atau
penting pada waktu atau ras tertentu. Sedangkan menurut Al-Maqrizi, bahwa
sejarah ialah memberikan informasi tentang sesuatu yang pernah terjadi di
dunia. Meskipun terdapat perbedaaan dalam penekanan teorinya namun mereka
sepakat, bahwa sejarah adalah masa lalu yang tidak hanya sekedar memberi
informasi tentang terjadinya peristiwa, tetapi juga memberi interpretasi yang
terjadi dengan melihat kepada hukum kausalita.[2]
2. Peradaban,
Kata Peradaban seringkali diberi arti yang sama dengan kebudayaan. Ada juga
yang mengatakan Peradaban berbeda dengan budaya. Di dalam Bahasa Inggris
terdapat perbedaan pengertian antara kedua istilah tersebut. Istilah Civilization untuk Peradaban dan
Culture untuk kebudayaan. Demikian pula dalam Bahasa Arab dibedakan antara kata
Tsaqafah (kebudayaan), kata Hadharah
(kemajuan), dan Tamaddun (Peradaban).
Kami
lebih setuju jika peradaban di katakan berbeda dengan kebudayaan. Karena
menurut ahli antropolog Dehaan, peradaban merupakan lawan dari kebudayaan.
Peradaban ialah seluruh kehidupan sosial, politik,ekonomi dan teknologi. Jadi
peradaban adalah semua bidang kehidupan untuk kegunaan praktis. Sebaliknya
kebudayaan adalah semua yang berasal dari hasrat dan gairah yang lebih tinggi
dan murni yang berada di atas tujuan praktis dalam hubungan masyarakat,
misalnya musik, seni, agama, ilmu, filsafat dan lain-lain.
Menurut
A.A. Fyzee, Peradaban (civilization) dapat diartikan dalam hubungannya dengan
kewarganegaraan karena berasal dari kata civies (Latin) atau civil (Inggris)
yang berarti seorang warganegara yang berkemajuan. Dalam hal ini Peradaban
diartikan dalam dua cara:
(1)
proses menjadi berkeadaban, dan
(2)
suatu masyarakat manusia yang sudah berkembang atau maju.
Peradaban
Islam memiliki tiga pengertian yang berbeda. Pertama, kemajuan dan tingkat
kecerdasan akal yang dihasilkan dalam suatu periode kekuasaan Islam mulai dari
periode Nabi Muhammad Saw. sampai perkembangan kekuasaan sekarang; kedua,
hasil-hasil yang dicapai oleh umat Islam dalam lapangan kesusasteraan, Ilmu Pengetahuan
dan kesenian; ketiga, kemajuan politik atau kekuasaan Islam yang berperan
melindungi pandangan hidup Islam terutama dalam hubungannya dengan
ibadah-ibadah, penggunaan bahasa, dan kebiasaan hidup kemasyarakatan. Muntoha
mengatakan, Peradaban Islam adalah kesopanan, akhlak, tata krama, dan juga
sastra yang diatur sesuai syari’at Islam. Al-Hujwiri menegaskan peradaban islam
adalah suatu pelajaran dan pendidikan tentang kebajikan yang merupakan bagian
dari sandi keimanan.[3]
3. Islam,
Menurut bahasa kata islam berasal dari bahasa Arab, “salama” yang isim
masydarnya “Islaman” berarti selamat. Sedangkan menurut istilah islam adalah
agama yang ajaran-ajarannya diwahyukan Tuhan kepada masyarakat manusia melalui
Nabi Muhammad SAW. Sebagai rasul Nabi Muhammad membawa Islam pada hakikatnya
terdapat ajaran-ajaran yang bukan hanya mengenai satu segi, tetapi mengenai
berbagai segi dari kehidupan manusia.
4. Sejarah Peradaban Islam,
Sejarah Peradaban Islam diartikan sebagai perekembangan atau kemajuan
kebudayaan dalam Islam perspektif sejarahnya, dan Peradaban Islam mempunyai
berbagai macam pengetian lain diantaranya :
Pertama
: Sejarah Peradaban Islam merupakan kemajuan dan tingkat kecerdasan akal yang
di hasilkan dalam satu periode kekuasaan Islam mulai dari periode Nabi Muhammad
SAW sampai perkembangan kekuasaan Islam sekarang.
Kedua
: Sejarah Peradaban Islam merupakan hasil hasil yang dicapai oleh ummat Islam
dalam lapangan kesustraan, ilmu pengetahuan dan kesenian.
Ketiga
: Sejarah Peradaban Islam merupakan kemajuan politik atau kekuasaan Islam yang
berperan melindungi pandangan hidup Islam terutama dalam hubungannya dengan
ibadah ibadah, penggunaan bahasa, dan kebiasaan hidup bermasyarakat.[4]
B. SYARAT-SYARAT ILMU PENGETAHUAN
Berbeda dengan Pengetahuan, Ilmu
merupakan Pengetahuan khusus dimana seseorang mengetahui apa penyebab sesuatu
dan mengapa. Ada persyaratan ilmiah sesuatu dapat disebut sebagai Ilmu. Sifat
ilmiah sebagai persyaratan Ilmu banyak terpengaruh paradigma Ilmu-ilmu alam
yang telah ada lebih dahulu.
1. Obyektif
Ilmu harus memiliki obyek kajian yang
terdiri dari satu golongan masalah yang sama sifat hakikatnya, tampak dari luar
maupun bentuknya dari dalam. Obyeknya dapat bersifat ada, atau mungkin ada
karena masih harus diuji keberadaannya. Dalam mengkaji obyek, yang dicari
adalah kebenaran, yakni persesuaian antara tahu dengan obyek, dan karenanya
disebut kebenaran obyektif; bukan subyektif berdasarkan subyek peneliti atau
subyek penunjang penelitian.
2. Metodis
Metodis adalah upaya-upaya yang
dilakukan untuk meminimalisasi kemungkinan terjadinya penyimpangan dalam
mencari kebenaran. Konsekuensi dari upaya ini adalah harus terdapat cara
tertentu untuk menjamin kepastian kebenaran. Metodis berasal dari kata Yunani
“Metodos” yang berarti: cara, jalan. Secara umum metodis berarti metode
tertentu yang digunakan dan umumnya merujuk pada metode ilmiah.
3. Sistematis.
Dalam perjalanannya mencoba mengetahui
dan menjelaskan suatu obyek, Ilmu harus terurai dan terumuskan dalam hubungan
yang teratur dan logis sehingga membentuk suatu sistem yang berarti secara
utuh, menyeluruh, terpadu, mampu menjelaskan rangkaian sebab akibat menyangkut
obyeknya. Pengetahuan yang tersusun secara sistematis dalam rangkaian sebab
akibat merupakan syarat Ilmu yang ketiga.
4. Universal.
Kebenaran yang hendak dicapai adalah
kebenaran universal yang bersifat umum (tidak bersifat tertentu). Contoh: semua
segitiga bersudut 180ยบ. Karenanya universal merupakan syarat Ilmu yang keempat.
Belakangan Ilmu-ilmu sosial menyadari kadar ke umuman (universal) yang dikandungnya
berbeda dengan Ilmu-ilmu alam mengingat obyeknya adalah tindakan manusia.
Karena itu untuk mencapai tingkat universalitas dalam Ilmu-ilmu sosial, harus
tersedia konteks dan tertentu pula.[5]
C. Kegunaan / Manfaat Mempejari Sejarah
Peradaban Islam
1.
kegunaan Edukatif
kegunaan sejarah yang pertama adalah
sebagai edukatif atau pelajaran. Banyak manusia yang belajar dari sejarah
belajar dari pengalaman yang pernah dilakukan. Pengalaman tidak hanya terbatas
pada pengalaman yang dialaminya sendiri, melainkan juga dari generasi
sebelumnya.manusia melalui belajar dari sejarah dapat mengembangkan potensinya.
Kesalahan pada masa lampau baik kesalahan sendiri maupun kesalahan orang lain
coba dihindari.
2. Kegunaan Inspiratif
Kegunaan sejarah yang kedua adalah sebagai
inspiratif. Berbagai kisah sejarah dapat memberikan inspirasi pada pembaca dan
pendengarnya. Belajar dari kebangkitan nasional yang dipelopori oleh bedirinya
organisasi perjuangan yang modern di awal abad ke-20, masyarakat Indonesia
sekarang berusaha mengembangkan kebangkitan nasional yang ke-2. Pada
kebangkitan nasional yang pertama, bangsa indonesia berusaha merebut
kemerdekaan yang sekarang ini sudah dirasakan hasilnya.
3.
Kegunaan Rekreatif
kegunaan sejarah yang ketiga adalah
sebagai kegunaan rekreatif. Kegunaan sejarah sebagai kisah dapat memberi suatu
hiburan yang segar, melalui penulisan kisah sejarah yang menarik pembaca dapat
terhibur. Gaya penulisan yang hidup dan komunikatif dari beberapa sejarawan
terasa mampu “menghipnotis” pembaca. Pembaca akan merasa nyaman membaca tulisan
dari sejarawan. Konsekuensi rasa senang dan daya tarik penulisan kisah sejarah
tersebut membuat pembaca menjadi senang. Membaca menjadi media hiburan dan
rekreatif. Membaca telah menjadi bagian dari kesenangan. Membaca telah
dirasakan sebagai suatu kebutuhan, yaitu kebutuhan yang untuk rekreatif.[6]
ANALISIS MAKALAH
Menurut analisa saya
sejarah peradaban islam merupakan cerminan masa lampau yang harus kita
lestarikan untuk dijadikan pedoman atau pelajaran bagi masa kini dan masa yang
akan datang.
Zaman peradaban islam dimulai pada
masa jahiliyah,yang mana pada waktu itu masyarakat bisa dikatakan bodoh. Karena
masyarakat pada waktu itu tidak memiliki norma-norma yang bisa dijadikan
pegangan bagi mereka.
DAFTAR PUSTAKA
2.
Azyumardi. 2002. Pendidikan Islam.PT Logos Wacana
Ilmu: Jakarta
3.
Siti Maryam.2003. Sejarah Peradaban Islam dari Masa
Klasik Hingga Modern. Lesfi Yogyakarta: Yogyakarta
6.
http://hapbiker.wordpress.com/15/10/2009/manfaat-mempelajari-sejarah/
[2] Azyumardi. 2002. Pendidikan Islam.PT Logos Wacana Ilmu: Jakarta
[3] Siti Maryam.2003. Sejarah Peradaban Islam dari Masa Klasik Hingga
Modern. Lesfi Yogyakarta: Yogyakarta
[4]
http://elvanarticle.blogspot.com/15/10/2009/sejarah-peradaban-islam.html
[5] http://id.wikipedia.com/15/10/2009/wiki/Ilmu.
[6] http://hapbiker.wordpress.com/15/10/2009/manfaat-mempelajari-sejarah/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar