BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sikap keberagamaan pada orang dewasa
memiliki perspektif yang luas didasarkan atas nilai-nilai yang dipilihnya.
Selain itu, sikap keberagamaan ini umumnya juga dilandasi oleh pendalaman
pengartian dan perluasan pemahaman tentang ajaran agama yang dianutnya.
Beragama, bagi orang dewasa sudah merupakan sikap hidup dan bukan sekedar
ikut-ikutan. Untuk lebih jelasnya dalam makalah ini, kami akan membahas
mengenai Perkembangan Masa Dewasa Madya..
Isu mengenai penurunan intelektual
selama tahun-tahun masa dewasa merupakan suatu hal yang provokatif (Santrock,
2004). David Wechsler (1972), yang mengembangkan skala inteligensi,
menyimpulkan bahwa masa dewasa dicirikan dengan penurunan intelektual, karena
adanya proses penuaan yang dialami setiap orang. Sementara, John Horn (1980)
berpendapat bahwa beberapa kemampuan memang menurun, sementara kemampuan
lainnya tidak. Horn menyatakan bahwa kecerdasan yang mengkristal (crystallized
intelligence=yaitu sekumpulan informasi dan kemampuan-kemampuan verbal yang
dimiliki individu) meningkat, seiring dengan peningkatan usia. Sedangkan
kecerdasan yang mengalir (fluid intelligence=yaitu kemampuan seseorang untuk
berpikir abstrak) menurun secara pasti sejak masa dewasa madya.
Pendapat tersebut dipertanyakan Paul Baltes (1987) dan K Warner Schaie (1984), karena metode yang digunakan Horn adalah cross-sectional, sehingga factor individual differences, seperti perbedaan kohort, tidak diperhatikan, padahal mungkin akan sangat berpengaruh, sehingga kalau pun ditemukan perbedaan antara subjek yang berusia 40 tahun dengan subjek yang berusia 70 tahun, mungkin bukan karena factor usia, melainkan kesempatan memperolah pendidikan, misalnya.
Pendapat tersebut dipertanyakan Paul Baltes (1987) dan K Warner Schaie (1984), karena metode yang digunakan Horn adalah cross-sectional, sehingga factor individual differences, seperti perbedaan kohort, tidak diperhatikan, padahal mungkin akan sangat berpengaruh, sehingga kalau pun ditemukan perbedaan antara subjek yang berusia 40 tahun dengan subjek yang berusia 70 tahun, mungkin bukan karena factor usia, melainkan kesempatan memperolah pendidikan, misalnya.
B. Tujuan
Penulisan
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah:
1. Untuk mempelajari tentang ciri-ciri Masa Dewasa Madya.
2. Untuk memberikan pengetahuan kepada para pembaca tentang Masa
Dewas Madya.
3. Untuk memenuhi tugas mata kuliah Psikologi Perkembangan.
C. Rumusan Masalah
Dengan segala keterbatasan tim penulis,
maka dalam makalah kami tidak begitu rinci dalam menjelaskan tentang
kepribadian. Adapun yang kami jelaskan di sini rumusan masalahnya sebagai
berikut:
1. Apa yang pengertian Dewasa itu?
2. Apa ciri-ciri Masa Dewasa Madya itu?
3. Apa tugas-tugas perkembangan masa Dewasa Madya itu?
D. Sistematika Penulisan
Makalah ini disusun dengna
sistematika pembahasan yang meliputi: BAB I : PENDAHULUAN Menyajikan latar
belakang masalah, tujuan penulisan, rumusan masalah dan sistematika penulisan;
BAB II : PEMBAHASAN Membahas tentang Pengertian Dewasa, pendapat orang tentang
Masa Dewasa Madya, dan ciri-ciri Masa Dewasa Madya. BAB II : PENUTUP menyajikan
kesimpulan dan saran.
BAB II
PEMBAHASAN
MASA DEWASA MADYA
MASA DEWASA MADYA
A. PENGERTIAN
DEWASA
Saat telah menginjak usia dewasa
terlihat adanya kematangan jiwa mereka; “Saya hidup dan saya tahu untuk apa,”
menggambarkan bahwa di usia dewasa orang sudah memiliki tanggung jawab serta
sudah menyadari makna hidup. Dengan kata lain, orang dewasa nilai-nilai yang yang
dipilihnya dan berusaha untuk mempertahankan nilai-nilai yang dipilihnya.
Elizabeth B. Hurlock membagi masa
dewasa menjadi tiga bagian:
a. Masa dewasa awal (masa dewasa dini/young adult)
Masa dewasa awal adalah masa
pencaharian kemantapan dan masa reproduktif yaitu suatu masa yang penuh dengan
masalah dan ketegangan emosional, priode isolasi social, priode komitmen dan
masa ketergantungan, perubahan nilai-nilai, kreativitas dan penyesuaian diri
pada pola hidup yang baru. Kisaran umurnya antara 21 tahun sampai 40 tahun.
b. Masa dewasa madya (middle adulthood)
Masa dewasa madya ini berlangsung
dari umur empat puluh sampai enam puluh tahun. Ciri-ciri yang menyangkut
pribadi dan social antara lain; masa dewasa madya merupakan masa transisi,
dimana pria dan wanita meninggalkan ciri-ciri jasmani dan prilaku masa
dewasanya dan memasuki suatu priode dalam kehidupan dengan ciri-ciri jasmani
dan prilaku yang baru. Perhatian terhadap agama lebih besar dibandingkan dengan
masa sebelumnya, dan kadang-kadang minat dan perhatiannya terhadap agama ini
dilandasi kebutuhan pribadi dan social.
c. Masa usia lanjut (masa tua/older adult)
Usia lanjut adalah periode penutup
dalam rentang hidup seseorang. Masa ini dimulai dari umur enam puluh tahun
sampai mati, yang ditandai dengan adanya perubahan yang bersifat fisik dan
psikologis yang semakin menurun. Adapun ciri-ciri yang berkaitan dengan
penyesuaian pribadi dan sosialnya adalah sebagai berikut; perubahan yang
menyangkut kemampuan motorik, peruban kekuatan fisik, perubahan dalam fungsi
psikologis, perubahan dalam system syaraf, perubahan penampilan.
B. BEBERAPA PENDAPAT TENTANG MASA DEWASA MADYA
Usia dewasa madya atau yang popular
dengan istilah setengah baya, dari sudut posisi usia dan terjadinya perubahan
fisik maupun psikologis, memiliki banyak kesamaan dengan masa remaja. Bila masa
remaja merupakan masa peralihan, dalam arti bukan lagi masa kanak-kanak namun
belumbisa disebut dewasa, maka pada setengah baya, tidak dapat lagi disebut
muda, namun juga belum bisadikatakan tua.
Secara fisik, pada masa remaja terjadi
perubahan yang demikian pesat (menuju ke arah kesempurnaan/kemajuan) yang
berpengaruh pada kondisi psikologisnya, sedangkan individusetengah baya juga
mengalami perubahan kondisi fisik, namun dalam pengertian terjadi
penurunan/kemun-duran, yang juga akan mempengaruhi kondisi psikologisnya.
Selain itu, perilaku danv perasaan yang menyertai terjadinya perubahan-perubahan tersebut adalah sama, yaitu salah tingkah/ canggung, bingung, dan kadang-kadang over acting.
Selain itu, perilaku danv perasaan yang menyertai terjadinya perubahan-perubahan tersebut adalah sama, yaitu salah tingkah/ canggung, bingung, dan kadang-kadang over acting.
C. CIRI-CIRI MASA DEWASA MADYA
1) Masa yang ditakuti (a dreaded period).
2) Masa transisi (a time of transition).
3) Masa penyesuaian kembali (a time of adjustment).
4) Masa keseimbangan dan ketidak seimbang-an (a time of equilibrium
and disequilibrium
5) Usia berbahaya (a dangerous age).
5) Usia berbahaya (a dangerous age).
6) Usia kaku/canggung (a awkward age).
7) Masa berprestasi (a time of achievement).
1) Masa yg ditakuti
• Selain masa tua (old age), masa dewasa madya juga merupakan masa
yang sangat ditakuti datangnya oleh kebanyakan individu, sehingga seolah-olah
mereka ingin mengerem laju pertambahan usia mereka.
• Bagi perempuan masa dewasa madya tidak saja berarti menurunnya
kemampuan reproduktif dan datangnya menopause, namun juga menurunnya daya tarik
seksual.
• Umumnya mereka (individu dewasa madya) merasa tidak lagi menarik
secara seksual bagi suami mereka, sehingga muncul kekhawatiran “akan
kehilangan” suami dan kondisi ini selain dapat mengakibatkan para istri begitu
mengharapkan suaminya bersikap seperti ketika masih pengantin baru, juga
munculnya rasa cemburu yang kadang cenderung berlebihan, bila melihat suaminya
berkomunikasi dengan perempuan yang lebih muda usianya.
• Biasanya di usia2 ini, suami mereka mulai lebih berkonsentrasi pada karier dan peningkatan kariernya, sehingga mereka semakin merasa kesepian dan “diabaikan”.
• Perasaan2 negatif ini bila tidak segera dicari pemecahannya dapat mengakibatkan para istri mengalami depresi.
• Biasanya di usia2 ini, suami mereka mulai lebih berkonsentrasi pada karier dan peningkatan kariernya, sehingga mereka semakin merasa kesepian dan “diabaikan”.
• Perasaan2 negatif ini bila tidak segera dicari pemecahannya dapat mengakibatkan para istri mengalami depresi.
• Bagi pria, masa dewasa madya merupakan usia yang mengandung arti
menurunnya kemampuan fisik secara menyeluruh, termasuk berkurangnya vitalitas
seksual.
• Sebagian kaum pria yang mengalami tanda-tanda terjadinya
penurunan kemampuan seksual ini, akanmengalihkan perhatian mereka pada
kesibukan bekerja demi meningkatkan prestasi dan memenuhi kebutuhan hidup yang
semakin meningkat.
• Selain masalah seksual, kaum pria yang telah memasuki usia dewasa
madya, ada juga yang ingin menutupi “kelemahan” fisiknya dengan melakukan
aktivitas fisik berlebihan, dan cenderung menolak bantuan dari mereka yang lebih
muda.
• Pada sebagian yang lain, justru bersikap kompensatif, dalam arti
untuk menutupi “kekurangannya” mereka bersikap seperti anak muda dengan lebih
memperhatikan penampilan fisik, berdandan sedemikian rupa untuk mencari
perhatian dari lawan jenis yang berusia jauh lebih muda.
• Mereka yang berperilaku seperti ini justru menunjukkan adanya
ketidak percayaan yang cukup besar terhadap daya tarik seksual mereka.
2) Masa Transisi
• Seperti juga masa remaja, individu pada masa dewasa madya juga
disebut sebagai masa transisi darimasa dewasa awal ke masa dewasa lanjut
(lansia).
• Sebagian cirri-ciri fisik dan perilakunya masih memperlihatkan
masa dewasa awal, sementara banyak ciri fisik dan perilaku lainnya justru telah
menunjukkan ciri-ciri orang dewasa lanjut.
• Kondisi transisi ini menyebabkan mereka harus banyak melakukan
penyesuaian terhadap peran-peran baru yang diberikan oleh masyarakat. Selain
itu, masyarakat juga mengharapkan mereka untuk dapat berpikir dan berperilaku
sesuai dengan usianya.
3) Masa Penyesuaian kembali
• Memasuki usia dewasa madya, cepat atau lambat individu harus
mengadakan penye-suaian kembali terhadap perubahan2 yang dialaminya, baik fisik
maupun peranan.
• Penyesuaian terhadap perubahan peranan, biasanya akan terasa
lebih sulit dilakukan biladibandingkan dengan penyesuaian terhadap berubahnya
kondisi fisik. Misalnya kaum pria yangmengalami masa pensiun, atau kaum
perempuan yang mengalami perubahan peran sebagai ibu dengan anak-anak yang akan
mulai memasuki kehidupan baru.
4) Masa Keseimbangan dan Ketidakseimbangan
4) Masa Keseimbangan dan Ketidakseimbangan
• Pengertian keseimbangan mengacu pada kemampuan penyesuaian
terhadap terjadinya perubahan2 fisik dan psikologis yang dilakukan orang2
dewasa madya.
• Keseimbangan ini dapat dicapai bila ada penyesuaian secara
menyeluruh terhadap pola-pola kehidupannya. Mereka yang mampu mencapai
keseimbangan akan merasakan kehidupan yang tenang, tenteram dan damai di rumah,
sehingga tidak suka “keluyuran”/ buang-buang waktu di luar rumah untuk kegiatan
yang tidak berguna.
• Ketidakseimbangan artinya adalah terjadinya
kegoncangan2/gangguan2 penyesuaian yang dialamiindividu pada masa ini, baik
yang bersifat internal maupun eksternal, termasuk dengan pasangan hidupnya.
• Mereka yang tidak mampu mencapai keseimbangan ini akan merasa
tidak betah di rumah, dan cenderung ingin “lari” dari rumah untuk memenuhi
kebutuhan2 fisik dan psikologis yang tidak diperoleh di rumahnya.
5) Usia Berbahaya
• Yang dimaksud dengan usia berbahaya adalah dalam hal kehidupan
seksual-nya, terutama dengan isterinya.
• Juga dalam hal-hal yang berhubungan dengan segala aspek kehidupan
lainnya, seperti kondisi fisik yang mulai rentan terhadap penyakit, juga
kondisi psikologis yang relative menjadi lebih peka, dalamarti mudah
tersinggung, tertekan, stress, hingga depresi.
• Dalam hal-hal yang berhubungan dengan masalah seksual, tidak
jarang terjadi para suami yang mulai merasa “bosan” dengan istrinya, sehingga
mulai menyeleweng, atau pun menceraikan istrinya untuk kawin lagi dengan
perempuan lain yang kadang-kadang seusia dengan anak gadisnya.
• Adapun untuk hal-hal yang lain, individu usia dewasa madya,
relative lebih sering mengalami gangguan fisik maupun mental, bahkan pada
orang-orang tertentu dapat mengakibatkan bunuh diri.
6) Usia Kaku/Canggung
• Dewasa madya, kurang pantas disebut dewasa dini, namunjuga belum
bisa disebut tua. Dalam situasi seperti ini, kadang muncul rasa canggung dan
bingung padaindividu.
• Pada sebagian individu kondisi ini mengakibatkan mereka ingin
menutupi ketuaan dengan berbagai cara dan sejauh mungkin berusaha untuk tidak
tampak tua, misalnya dalam hal pemilihan busana, berdandan/ pemakaian kosmetik
dsb. Kadang-kadang apabila individu agak berlebihan di dalam menampilkan busana
dan dandanan yang bertujuan untuk menutupi ketuaannya, maka hal ini justru
menyebabkan mereka tampak janggal, sehingga terlihat kaku/canggung.
7) Masa Berprestasi
• Berprestasi pada usia dewasa madya menurut Werner merupakan suatu
gambaran yang positif dari seorang individu.
• Pada usia 40 tahun pada orang-orang normal telah memiliki
pengalaman yang cukup dalam pendidikan dan pergaulan, sehingga mereka telah
memiliki sikap yang pasti serta nilai-nilai tentang hubungan social yang
berkembang secara baik.
• Kondisi keuangan dan kedudukan social mereka biasanya telah mapan,
serta mereka telah memiliki pandangan yang jelas tentang masa depan dan tujuan
yang ingin dicapai.
• Apabila situasi ini diikuti dengan kondisi fisik yang prima, maka
mereka dapat menyatakan bahwa hidup dimulai di usia 40 tahun (life begin 40th).
• Menurut Hurlock yang dapat dicapai individu di usia dewasa madya,
tidak hanya kesuk-sesan secara financial, melainkan juga dalam hal kekuasaan
dan prestise.
• Biasanya usia pencapaian terjadi antara 40-50 tahun. Selain itu
masyarakat sendiri nampaknya baru mengakui kemampuan atau prestasi seseorang
secara mantap apabila yang bersangkutan telah memasuki usia dewasa madya.
BAB III
PENUTUP
PENUTUP
A. Kesimpulan
Masa dewasa madya adalah berlangsung
dari umur empat puluh sampai enam puluh tahun. Ciri-ciri yang menyangkut
pribadi dan social antara lain; masa dewasa madya merupakan masa transisi,
dimana pria dan wanita meninggalkan ciri-ciri jasmani dan prilaku masa
dewasanya dan memasuki suatu priode dalam kehidupan dengan ciri-ciri jasmani
dan prilaku yang baru. Perhatian terhadap agama lebih besar dibandingkan dengan
masa sebelumnya, dan kadang-kadang minat dan perhatiannya terhadap agama ini
dilandasi kebutuhan pribadi dan social.
Sedangkan ciri-ciri Masa Dewasa
Madya adalah :
1). Masa yang
ditakuti (a dreaded period).
2). Masa
transisi (a time of transition).
3). Masa
penyesuaian kembali (a time of adjustment).
4). Masa
keseimbangan dan ketidakseimbang-an (a time of equilibrium and disequilibrium).
5) Usia berbahaya (a dangerous age).
5) Usia berbahaya (a dangerous age).
6) Usia
kaku/canggung (a awkward age).
7) Masa
berprestasi (a time of achievement).
B. Saran
Dari
penjelasan tentang Masa Dewasa Madya di atas tadi, setidaknya kita sudah
mengetahui sedikit tentang keadaan manusia di usia itu. Kita bisa mengukur
bagaimana kepribadian diri kita dan kepribadian orang-orang yang ada di sekitar
kita. Semoga dengan sedikit pengetahuan tentang kepribadian ini kita bisa
merubah kepribadian kita yang kurang baik dan bisa mengingatkan orang yang
kepribadiannya kurang baik dalam rangka fastabiqul khoirot.
Daftar Pustaka
Prof. Dr. H. Jalaludin. Psikologi Agama, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2007 hal. 105
Sururin, M.Ag. Ilmu Jiwa Agama, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2004 hal. 83
Prof. Dr. H. Jalaludin. Psikologi Agama, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2007 hal. 107- 108
http://kuliahpsikologi.dekrizky.com/masa-dewasa-madya-40-60-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar